Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menguat di Tengah Ekspektasi Meredanya Ketegangan Perdagangan

Bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdagangan Kamis (15/11/2018) karena optimisme perundingan perdagangan AS dan China, setelah sebuah berita menyatakan Washington akan menghentikan tarif lebih lanjut atas impor China.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada perdagangan Kamis (15/11/2018) karena optimisme perundingan perdagangan AS dan China, setelah sebuah berita menyatakan Washington akan menghentikan tarif lebih lanjut atas impor China.

Indeks Standard & Poor’s 500 ditutup menguat 28,62 poin atau 1,06% ke 2.730,2, menghentikan pelemahan lima hari berturut-turut. Saham Apple Inc naik 2,5% juga mengakhiri penurunan beruntun lima hari dan membantu sektor teknologi naik 2,5%, kenaikan terbesar di antara sektor-sektor utama indeks S&P 500.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average naik 208,77 poin atau 0,83% ke level 25.289,27 dan Nasdaq Composite menambahkan 122,64 poin, atau 1,72 persen, menjadi 7.259,03.

Dilansir Reuters, Wall Street membalikkan penurunan di awal perdagangan setelah Financial Times melaporkan bahwa Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer mengatakan kepada sekelompok eksekutif industri tarif tahap berikutnya pada impor China dapat tertahan.

Penguatan indeks kemudian sejenak tertahan setelah seorang juru bicara Lighthizer membantah laporan itu dan mengatakan rencana untuk tarif tidak berubah. Tapi saham melanjutkan kenaikan dalam setengah jam perdagangan terakhir.

"Kami mendapatkan pesan yang bertentangan, tetapi pasar benar-benar prima untuk setiap berita baik yang bisa didapatkan," kata Michael Antonelli, managing director perdagangan penjualan institusional di Robert W. Baird, seperti dikutip Reuters.

Saham Cisco Systems Inc naik 5,5% setelah pendapatan kuartalan produsen peralatan jaringan itu mengalahkan perkiraan analis. Cisco adalah salah satu pendorong terbesar untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Di sisi lain, operator department store Dillard's Inc jatuh 14,8% setelah laba kuartal ketiga meleset dari perkiraan analis.

Peritel J.C. Penney Co Inc juga melaporkan penjualan di bawah ekspektasi analis. J.C. saham Penney kemudian berbalik menguat 11,5% setelah Chief Executive Officer Jill Soltau mengindikasikan rencana untuk menghasilkan laba.

Kinerja Dillard dan J.C. Penney yang lemah melukai saham Walmart Inc, yang turun 2,0% meskipun peritel terbesar di dunia mencatat penjualan di atas perkiraan analis dan menaikkan prospek setahun penuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper