Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

API Perkirakan Cadangan Minyak AS Naik, WTI Melemah

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember melemah 0,64% atau 0,36 poin ke level US$55,89 per barel pada pukul 6.48 WIB, setelah ditutup menguat ke US$56,25 di New York Mercantile Exchange. WTI sebelumnya merosot 7,1% pada hari Selasa,

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah AS melemah pada Kamis (15/11/2018) setelah sempat mengakhiri penurunan 12 hari pada perdagangan sebelumnya, menyusul peningkatan cadangan minyak AS.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember melemah 0,64% atau 0,36 poin ke level US$55,89 per barel pada pukul 06.48 WIB, setelah ditutup menguat ke US$56,25 di New York Mercantile Exchange. WTI sebelumnya merosot 7,1% pada hari Selasa,

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Januari menguat 0,65 poin ke level US$66,12 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$9,68 dibanding WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, American Petroleum Institute memperkirakan bahwa stok minyak mentah AS naik 8.79 juta barel pekan lalu. Sementara itu, OPEC dan mitra-mitranya dikatakan akan membahas pemotongan output yang lebih besar dari yang diantisipasi.

Persediaan minyak mentah AS diperkirakan naik 3,2 juta barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg terhadap para analis. Sementara itu, pasokan di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, meningkat 2,5 juta barel, menurut estimasi terpisah yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

"Sebagian besar analis memprediksi peningkatan cadangan minyak mentah," kata Thomas Finlon, direktur di Energy Analytics Group Ltd. "Dengan peningkatan ini, saya pikir itu masuk akal bahwa setidaknya sore ini pasar turun sedikit."

API melaporkan bahwa bensin kemungkinan naik 188.000 barel pekan lalu, sementara pasokan minyak distilasi turun 3,22 juta barel pekan lalu.

Minyak menguat pada perdagangan Rabu (14/11) setelah Presiden OPEC Suhail Al Mazrouei mengatakan pada Rabu bahwa pasokan akan dibatasi sesuai kebutuhan untuk menyeimbangkan pasar.

"Banyak orang yang bersikap bearish, jadi sekarang sudah saatnya untuk setidaknya mencoba untuk kembali menguat," kata John Kilduff, mitra di hedge fund Again Capital LLC, seperti dikutip Blooberg.

“Tanda-tanda pemotongan pasokan yang akan datang membantu stok sentimen bullish kembali untuk pertama kalinya dalam beberapa saat," lanjutnya.

Minyak mentah di AS merosot di bawah US$55 per barel pekan ini untuk pertama kalinya dalam setahun di tengah kekhawatiran baru akan pasokan global, dengan produksi AS pada rekor tertinggi, meningkatnya output OPEC dan keringanan sanksi terhadap Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper