Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi: Waspadai Pelemahan Terbatas Harga SUN

Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Kamis (15/11/2018) harga Surat Utang Negara atau SUN di pasar sekunder bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah terbatas.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA--Mirae Asset Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Kamis (15/11/2018) harga Surat Utang Negara atau SUN di pasar sekunder bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah terbatas.

Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas, mengatakan bahwa bervariasinya pergerakan harga SUN pada hari ini didorong oleh bauran sentimen positif dan negatif dari global di mana sentimen positif masih didorong oleh perkembangan positif terkait dengan proses Brexit.

Namun demikian, tampaknya sentimen negatif masih lebih dominan di antaranya berasal dari inflasi AS per Oktober 2018 yang meningkat ke level 2,5% (YoY) dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 2,3% (YoY) meski masih sesuai dengan ekspektasi pasar.

Risiko pasar modal global juga meningkat, yang tercermin dari kenaikan CBOE Volatility Index (VIX) sebesar 6,14% ke level 21,25 poin setelah beberapa bursa global yang dipimpin oleh bursa AS turun yang didorong oleh turunnya pergerakan saham teknologi.

Hal tersebut juga pada akhirnya menyebabkan investor beralih ke aset safe haven seperti US Treasury sehingga meminimalisir dorongan kenaikan yield pasca rilis inflasi AS.

Pasar juga menanti sentimen dari pernyataan Jerome Powell pagi ini, dalam interviewnya di The Fed Dallas, yang berpotensi memberikan sentimen hawkish kepada pasar.

Dari domestik, sentimen negatif bagi harga SUN pada perdagangan hari ini tampaknya berasal dari proyeksi masih akan dipertahankannya BI-7DRRR di level 5,75%.

Hal ini akan meminimalisir dorongan apresiasi rupiah dan pada akhirnya berpengaruh kepada kenaikan harga SUN, meski dalam jangka panjang dipertahankannya BI-7DRRR berpengaruh positif terhadap harga SUN.

Hari ini, juga akan dirilis neraca dagang Indonesia per Oktober 2018 di mana konsesus Bloomberg memproyeksi terjadi defisit sebesar -$343 juta atau berbanding terbalik dengan September 2018 yang mengalami surplus sebesar $227 juta.

Dhian mengatakan, meski harga SUN secara umum meningkat pada perdagangan terakhir, tetapi beberapa seri masih menawarkan imbal hasil yang menarik untuk dikoleksi di antaranya FR0056, FR0059, FR0065, dan FR0058.

"Sementara itu, proyeksi bahwa esok hari harga SUN diperkirakan kembali menurun, didasarkan pada rilis data penjualan eceran (ritel) AS per Oktober 2018 yang diperkirakan meningkat, maka kami masih menyarankan investor untuk wait and see dalam proses koleksi beberapa seri seperti FR0063, FR0064, FR0077, FR0078, FR0072, dan FR0075," katanya dalam riset harian, Kamis (15/11/2018).

Berikut ini proyeksi rentang pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri acuan SUN hari ini:

FR0063 (15 Mei 2023): 91,00 (8,05%) - 91,40 (7,94%)
FR0064 (15 Mei 2028): 86,90 (8,13%) - 87,50 (8,03%)
FR0065 (15 Mei 2033): 85,25 (8,40%) - 86,00 (8,30%)
FR0075 (15 Mei 2038): 90,00 (8,56%) - 91,00 (8,45%)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan bergerak di rentang Rp14.699 – Rp14.820 dengan kecenderungan melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper