Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Global Berkurang, Pasar Modal 2019 Lebih Menggairahkan

Kondisi pasar modal Indonesia pada tahun 2019 akan lebih menarik sejalan dengan berkurangnya tekanan dari pasar global.
Saham penggerak IHSG 2018./Bisnis-Radityo Eko
Saham penggerak IHSG 2018./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pasar modal Indonesia pada tahun 2019 akan lebih menarik sejalan dengan berkurangnya tekanan dari pasar global.

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan kondisi pasar finansial dalam negeri akan kondusif. Yakni faktor konvensional dan nonkonvensional.

Faktor konvensional adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS). Sedangkan faktor nonkonvensional adalah tensi perang dagang antara AS dengan negara lain, terutama China.

Kata dia, IMF telah memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,9% menjadi 3,7%. Di sisi lain, sejumlah analis pasar global memperkirakan pertumbuhan ekonomu akan berada di kisaran 3,5%.

"Tapi tidak ada satupun yang memprediksi adanya resesi ekonomi seperti 2008 lalu. Kala itu pertumuhan ekonomi negatif. Saat ini meskipun diprediksi turun tapi masih 3,5% minimal," kata dia dalam 2019 Market Outlook: Investing In A World Of Uncerteinty di Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Sementara itu, dari sisi kenaikan suku bunga, menurutnya AS tidak akan agresif pada tahun depan. Sebab, banyak pihak memproyeksikan inflasi di AS akan turun sehingga kenaikan Fed Fund Rate pada tahun depan lebih terbatas.

Setidaknya, negara tersebut hanya akan menaikkan suku bunga acuan menjadi 3% pada akhir tahun depan. Pada intinya, kata Fauzi, kenaikan suku bunga di AS belum akan memicu kenaikan suku bunga global secara tajam. "Sehingga keadaan investasi sekarang masih jauh lebih baik dibandingkan 2008," sambungnya.

Dia menambahkan, yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar adalah faktor nonkonvensional yakni perang dagang. Jika perang dagang antara AS dan China berkembang, maka akan menjadi perang dagang global yang berdampak buruk pada pasar keuangan dunia.

"Ini yang sulit diprediksi. Tapi jika trade war mereda investor pasti akan kembali masuk dan memeprbesar investasinya di pasar," ujarnya.

Di sisi lain, dia memastikan bahwa fundamental ekonomi nasional masih cukup kuat di mana LPS memprediksi PDB pada 2018 akan berada di kisaran 5,2% dan pada 2019 sebear 5,3%. Adapun inflasi diperkirakan 3,4% pada akhir tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper