Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Dolar Melemah, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.787

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di zona hijau dengan penguatan 18 poin atau 0,12% di level Rp14.787 per dolar AS,
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya menguat pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (14/11/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di zona hijau dengan penguatan 18 poin atau 0,12% di level Rp14.787 per dolar AS,

Mata uang Garuda sebelumnya dibuka dengan penguatan 22 poin atau 0,15% di level Rp14.783 per dolar AS, setelah berhasil rebound dari pelemahannya dan berakhir terapresiasi 0,1% atau 15 poin di level Rp14.805 per dolar AS pada perdagangan Selasa (13/11).

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.739-Rp14.788 per dolar AS.

Rupiah menguat di saat mayoritas mata uang lain di Asia terdepresiasi, dipimpin dolar Taiwan dan baht Thailand yang masing-masing melemah 0,15%, disusul dolar Singapura.

Di sisi lain, rupee India memimpin penguatan sebagian kecil mata uang di Asia dengan apresiasi 0,56%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,05% atau 0,05 poin ke level 97,253 poin pada pukul 16.17 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan pelemahan 0,275 poin atau 0,28% di level 97,028, setelah pada perdagangan Selasa (13/11) tergelincir dari penguatannya dan berakhir melemah 0,25% atau 0,239 poin di posisi 97,303.

Dilansir Reuters, aksi jual dalam dolar AS cenderung terjadi karena membaiknya sentimen risiko seputar potensi kesepakatan Brexit, alih-alih memburuknya fundamental ekonomi Amerika Serikat (AS). Euro dan pound sterling diketahui memiliki bagian sekitar 70% dari beban dalam indeks dolar.

“Jangan tertipu oleh pelemahan dalam dolar AS. Hampir seluruh mata uang utama rebound karena faktor lokal dan bukan pergeseran minat untuk dolar AS atau perubahan dalam fundamental ekonomi,” kata Kathy Lien, managing director strategi mata uang di BK Asset Management.

Ia memperkirakan dolar akan menguat lebih lanjut didukung kuatnya perekonomian AS, kenaikan suku bunga, dan statusnya sebagai mata uang safe haven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper