Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Kedelai ke China Terhambat, Petani AS Pilih Simpan Hasil Panen

Petani kedelai Amerika Serikat kini mengambil langkah besar dengan menimbun panen karena terjebak di dalam perang dagang antara AS dengan China.
Kedelai/Reuters
Kedelai/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Petani kedelai Amerika Serikat kini mengambil langkah besar dengan menimbun panen karena terjebak di dalam perang dagang antara AS dengan China.

Para petani menyimpan kedelai di dalam wadah atau tangka agar tetap kering dan aman daripada menjual hasil panen.

Harapannya, dalam beberapa bulan ke depan, perang dagang segera berakhir dan China sebagai pasar utama kedelai, akan kembali membeli pasokan kedelai dari AS dan mengurangi beban pada harga.

Pada perdagangan Selasa (13/11) harga kedelai di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) tergelincir tipis 0,25 poin atau 0,03% menjadi US$883 sen per bushel setelah sempat naik 0,88% pada sesi perdagangan sebelumnya ke US$887 sen per bushel. Sebelum terkena tarif, harganya sempat mencapai lebih dari US$10 per bushel.

Salah satu petani kedelai asal Iowa Wayne Humphreys mengatakan bahwa risikonya sangat besar. Ketika dalam perdagangan mengindikasikan harga kedelai akan naik tahun depan, aksi petani itu akan mengubah negosiasi perdagangan dan juga menambah catatan jumlah pasokan.

“Belum lagi, kalau pasokan yang disimpan saat ini membusuk, kedelai bukan jagung yang bisa disimpan lama jika tidak dikeringkan dengan baik. Kedelai bisa sangat lembab dan mudah membusuk, nantinya malah tidak bisa dijual, tidak bernilai, dan busuk,” ungkapnya, dikutip dari Bloomberg, Selasa (13/11/2018).

Namun, Humphreys masih akan menaruh hasil panen di tangki karena ingin menunggu beberapa waktu sebelum menjualnya ke pasar. Menurutnya, dengan melakukan hal itu, maka memberi kesempatan untuk mengelola jumlah yang akan dijual.

Hambatan lainnya yakni penyimpanan panen kedelai itu dilakukan bersamaan dengan produksi yang menumpuk. Petani kedelai Amerika saat ini tengah mencoba melindungi keseluruhan pendapatan dari pertanian yang diproyeksikan melorot untuk keempat kalinya dalam 5 tahun terakhir.

Minat China pada kedelai, yang digunakan dalam pakan ternak hingga minyak masak, dari AS terus mengalami penurunan tajam, turun hingga 90% dari September tahun lalu.

Bagi sejumlah petani, pilihan untuk menahan penjualan panennya sangat sedikit. Jutaan bushel kedelai saat ini tidak punya tujuan untuk dikirim. Terminal di Portland, lokasi penyimpanan utama di Pacific Northwest sebelum dikirim ke China, saat ini sudah jarang mendapat penawaran pembelian.

Pasokan di lokasi tersebut masih berlimpah meskipun musim dingin dan musim hujan sempat menghambat panen di Dakota Utara. Berdasarkan data Departemen Pertanian AS (USDA) cadangan kedelai AS diperkirakan akan berlipat ganda mencapai 955 juta bushel pada akhir musim panen ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper