Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Naik Saat Minyak Terus Turun

Harga batu bara menguat pada akhir perdagangan Senin (12/11/2018).

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara menguat pada akhir perdagangan Senin (12/11/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Februari 2019 ditutup menguat 1,87% atau 1,95 poin di level US$106,50 per metrik ton.

Harga batu bara Newcastle kontrak Februari menguat pada hari kedua berturut-turut setelah rebound dan berakhir dengan kenaikan 0,10% atau 0,10 poin di posisi 104,55 pada Jumat (9/11).

Dii bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Januari 2019 rebound dan ditutup melonjak 2,18% atau 1,95 poin di level 91,50 pada Senin.

Sebaliknya di Zhengzhou Commodity Exchange, harga batu bara thermal untuk pengiriman Januari 2019 ditutup turun 0,77% atau 4,8 poin di level 620,6 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.

Sementara itu, harga minyak mentah tetap melemah pada perdagangan Senin (12/11) bahkan setelah Arab Saudi mengungkapkan rencana mengurangi ekspor bulan depan.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember ditutup melemah 0,43% atau 0,26 poin di level US$59,93 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun, minyak Brent berjangka untuk pengiriman Januari berakhir turun 0,09% atau 0,06 poin di level US$70,12 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, minyak WTI bahkan melemah 2,5% setelah penutupan di tengah penurunan dalam pasar saham. Pada saat yang sama, Presiden AS Donald Trump menambahkan tekanan dengan kritikan terhadap rencana Saudi di akun Twitter-nya.

"Pasar saham dan minyak jatuh beriringan," kata Josh Graves, analis pasar senior di RJO Futures di Chicago, seperti dikutip Bloomberg.

"Ini memberi orang waktu jeda bahwa mungkin ada lobi yang kuat yang akan terjadi dari Gedung Putih untuk membujuk OPEC agar tidak melaksanakan rencananya," kata Bart Melek, analis komoditas global di TD Securities di Toronto.

Saudi memimpin upaya untuk mengimbangi penurunan harga sekitar 20% sejak awal Oktober, menyusul keringanan AS pada sanksi terhadap Iran, serta tanda-tanda kelebihan pasokan yang muncul di AS.

Seiring dengan upayanya memangkas pengiriman pada Desember, eksportir minyak mentah terbesar dunia ini akan berjuang untuk meyakinkan negara lain untuk mengikuti langkahnya. Irak telah mendorong produksi ke rekor tertinggi dan gejolak ekonomi membuat Irak enggan menurunkan output.

Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa dia "tidak ingin fokus hanya pada pemotongan produksi."

Pertemuan antara Novak, Al-Falih dan produsen lain pada hari Minggu (11/11) tidak menghasilkan perubahan resmi dalam kebijakan pasokan, meskipun mengakui bahwa mereka mungkin membutuhkan "strategi baru."

Sementara itu, Venezuela dan Oman mengindikasikan mereka mungkin berpihak pada Saudi pada pemangkasan output.

Pergerakan harga batu bara kontrak Februari 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

12 November

106,50

(+1,87%)

9 November

104,55

(+0,10%)

8 November

104,45

(-0,48%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper