Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penguatan Rupiah Kembali Tertahan

Setelah rupiah berhasil menguat ke Rp14.500-an per dolar AS kini rupiah kembali tergelincir setelah hasil rapat Federal Reserve menunjukkan nada hawkish yang membawa penguatan pada dolar AS
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah rupiah berhasil menguat ke Rp14.500-an per dolar AS kini rupiah kembali tergelincir setelah hasil rapat Federal Reserve menunjukkan nada hawkish yang membawa penguatan pada dolar AS

Pada penutupan perdagangan Jumat (9/11), rupiah ditutup melemah 134 poin atau 0,92% ke Rp14.672 per dolar AS. Sepanjang 2018, rupiah tercatat melemah hingga 7,37% di hadapan dolar AS.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, faktor utama pergerakan rupiah saat ini masih disebabkan oleh penguatan indeks dolar AS setelah rapat Federal Open Market Comitee (FOMC).

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama, tercatat kembali menguat 0,15% ke posisi 96,87 poin.

“Pergerakan dolar AS sebagai faktor utama. Indeks dolar AS menguat sehingga lawannya pasti akan melemah,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (9/11).

Secara teknikal, Wahyu menjelaskan bahwa dolar AS sudah mengalami overbought sedangkan rupiah oversold. Secara fundamental dari domestik tidak banyak yang berubah, data ekonomi Indonesia dinilai sejak awal masih dalam kondisi baik.

“Belakangan yang diantisipasi adalah pemilihan umum jangka menengah AS yang memberi dampak negatif pada pergerakan dolar AS karena partai Demokrat berhasil mengambil posisi di Kongres,” ungkapnya.

Sementara itu, dari The Fed yang masih stabil membawa nada hawkish sehingga meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember. Untuk jangka pendek, hal itu masih menjadi pendorong sentimen bullish untuk dolar AS.

Adapun, menurut Wahyu dilihat secara historis, menuju tahun politik rupiah akan melemah dan kembali menguat setelah presiden terpilih. Menuju akhir 2018, Wahyu memproyeksikan rupiah masih terbuka kemungkinan untuk bergerak di kisaran Rp14.200 – Rp15.300 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper