Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Menguat 19 Poin, Mayoritas Kurs di Asia Terdepresiasi

Kurs jual ditetapkan Rp14.705 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.559 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp146.
Perbandingan kurs rupiah tahun 1998, 2008, dan 2018./Bisnis-Radityo Eko
Perbandingan kurs rupiah tahun 1998, 2008, dan 2018./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Jumat (9/11/2018) di level Rp14.632 per dolar AS, menguat 19 poin atau 0,12% dari posisi Rp14.651 pada Kamis (8/11).

Kurs jual ditetapkan Rp14.705 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.559 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp146.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 106 poin atau 0,73% ke level Rp14.645 per dolar AS pada pukul 11.09 WIB.

Sebelumnya, mata uang Garuda dibuka di zona hijau dengan penguatan 106 poin atau 0,73% di posisi Rp14.645 per dolar AS, setelah mampu menguat sebesar 0,35% atau 51 poin ke level Rp14.539 per dolar AS pada perdagangan Kamis (8/10).

Sepanjang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.607-Rp14.648 per dolar AS.

Rupiah berada di urutan kedua pada deretan kurs di Asia yang melemah siang ini, di belakang won Korea Selatan yang melemah 0,94%. Sementara itu, peso Filipina melemah 0,53%.

Di sisi lain, rupee India dan yen Jepang menguat masing-masing sebesar 0,34% dan 0,15%. Yen, sebagai hasilnya, tetap mendekati level terendah lima minggu terhadap dolar.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, terpantau menguat 0,035 poin atau 0,04% ke level 96,759 pada pukul 11.06 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka terkoreksi 0,081 poin atau 0,08% di level 96,643, setelah pada perdagangan Kamis (8/10) berakhir menguat 0,76% atau 0,727 poin di posisi 96,724.

Dilansir Reuters, dolar AS menguat setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga, namun menegaskan kembali sikap pengetatan moneter dengan rencana kenaikan suku bunga pada bulan Desember.

Fokus investor saat ini bergeser kembali ke perbedaan antara kebijakan moneter AS dan Negara ekonomi utama lainnya, seperti Jepang, di mana tingkat suku bunga terlihat sangat rendah.

"The Fed tampaknya akan menaikkan suku bunga pada Desember. Mereka sebagian besar tidak terpengaruh oleh koreksi pasar ekuitas pada bulan Oktober," kata Ray Attrill, analis vcalas di NAB, seperti dikutip Reuters.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

9 November

14.632

8 November

14.651

7 November

14.764

6 November

14.891

5 November

14.972

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper