Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apresiasi Rupiah, Analis: Penguatan Berpotensi Tertahan

Kurs rupiah berhasil menguat ke level Rp14.500-an per dolar AS setelah hasil pemilu jangka menengah Amerika Serikat menunjukkan kemenangan partai Demokrat yang menjadi oposisi Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan melemahkan indeks.
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah berhasil menguat ke level Rp14.500-an per dolar AS setelah hasil pemilu jangka menengah Amerika Serikat menunjukkan kemenangan partai Demokrat yang menjadi oposisi Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan melemahkan indeks.

Pada penutupan perdagangan Kamis (8/11), nilai tukar rupiah ditutup melanjutkan penguatan 58 poin atau 0,39% ke posisi Rp14.533 per dolar AS. Mata uang Garuda masih mencatatkan pelemahan di hadapan dolar AS secara year-to-date (ytd) sebesar 6,73%. 

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan bahwa faktor utama penguatan rupiah saat ini masih disebabkan oleh pelemahan indeks dolar AS setelah hasil pemilu jangka menengah.

“Penguatan rupiah secara umum masih terdorong oleh pergerakan dolar AS sebagai faktor utama. Indeks dolar AS terkoreksi sehingga lawannya pasti akan menguat,” ujarnya dihubungi Bisnis, Kamis (8/11/2018).

Secara teknikal, Wahyu menjelaskan bahwa dolar AS sudah mengalami overbought sedangkan rupiah oversold. Secara fundamental dari domestik tidak banyak yang berubah, data ekonomi Indonesia dinilai sejak awal masih dalam kondisi baik.

“Belakangan yang diantisipasi adalah pemilihan umum jangka menengah AS yang memberi dampak negatif pada pergerakan dolar AS karena partai Demokrat berhasil mengambil posisi di kongres,” ungkapnya.

Sementara itu, dari The Fed yang masih stabil membawa nada hawkish sehingga meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember. Untuk jangka pendek, hal itu masih menjadi pendorong sentimen bullish untuk dolar AS.

Adapun, menurut Wahyu dilihat secara historis, menuju tahun politik rupiah akan melemah dan kembali menguat setelah presiden terpilih. Menuju akhir 2018, Wahyu memproyeksikan rupiah masih terbuka kemungkinan untuk bergerak pada kisaran antara Rp14.200 – Rp15.300 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper