Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat ke Level Rp14.590, Ini Penjelasan Bank Indonesia!

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (7/11/2018) ditutup menguat 214 poin atau 1,47% ke posisi Rp 14.590/US$.
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (7/11/2018) ditutup menguat 214 poin atau 1,47% ke posisi Rp 14.590/US$.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan tingkat confidence terhadap rupiah semakin menguat.

"Masih dipengaruhi oleh melemahnya dolar terhadap seluruh mata uang dunia, di tengah menguatnya ekspektasi kemenangan Partai Demokrat dalam pemilu sela untuk menguasai kongres AS," ujarnya, Rabu (7/11/2018) petang.

Menurutnya, penguatan confidence tersebut tercermin dari pelepasan dolar oleh investor asing dan bank, yang menyebabkan rupiah menguat sangat cepat di tengah kondisi pasar valas yang sangat likuid.

Selain faktor global, lanjut dia, masuknya aliran dana investor asing juga mencerminkan confidence terhadap ekonomi domestik tetap kuat ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terjaga rendah dan stabil.

Menurutnya, rupiah perlu diberikan ruang untuk menguat karena selama 2018 telah melemah terlalu tajam.

"Bank Indonesia terus memonitor dan mewaspadai penguatan rupiah ini. Namun tetap akan lebih memberikan ruang bagi bekerjanya mekanisme pasar," tegasnya.

Menurutnya, kemenangan Partai Demokrat akan memberikan penyeimbang peta politik di AS dan mengurangi dominasi Partai Republik yang saat ini sangat menentukan arah pengelolaan fiskal AS ke depan dan proses legislasi berbagai kebijakan strategis.

"Posisi mayoritas Partai Demokrat di kongres berpotensi dapat mengganjal berbagai kebijakan Presiden Trump yang dinilai tidak market friendly," ujarnya.

Nanang menambahkan bahwa di bawah kepemimpinan Trump, fiskal juga didorong lebih ekspansif maka menyebabkan supply US Treasury Bond disertai kenaikkan yield di atas 3,0% sehingga menopang penguatan dolar.

Pada 29 Oktober - 7 November 2018, arus modal asing ke SBN mencapai Rp18,1 triliun. Dan pada 29 Oktober- 5 November 2018, arus masuk modal asing ke saham Rp2,07 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper