Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Instrumen DNDF Aktif, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan ke kisaran Rp14.600-an per dolar Amerika Serikat karena terdorong oleh faktor dari internal maupun eksternal.
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan
Transkasi penukaran uang rupiah di sebuah money changer di Jakarta, Selasa (4/9/2018)./Reuters-Willy Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan ke kisaran Rp14.600-an per dolar Amerika Serikat karena terdorong oleh faktor dari internal maupun eksternal.

Pada perdagangan Rabu (7/11) rupiah mencatat menguat 214 poin atau 1,46% menjadi Rp14.590 per dolar AS. Namun, mata uang Garuda masih mencatatkan pelemahan di hadapan dolar AS hingga 7,59% selama 2018 berjalan.

Adapun, indeks dolar AS, yang menjadi pengukur kekuatan greenback di hadapan sejumlah mata uang utama, melemah 0,36% menjadi 95,94 poin.

Analis Asia Trade Point Futures (ATPF) Deddy Yusuf Siregar mengatakan bahwa peenguatan rupiah kali ini disebabkan oleh beragam faktor.

"Banyak faktornya, pertama dari domestik karena mulai efektifnya Domestic Non-Deliverable Futures [kontrak mata uang berjangka domestik]. Kemudian, ada pemilu kongres AS sehingga menimbulkan ketidakpastian sehingga memicu risk appetite," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (7/11/2018).

Deddy menambahkan bahwa dengan pemilihan umum di AS tersebut, investor kini mulai masuk ke aset berisiko dan pasar emerging sehingga berdampak juga terhadap rupiah. "Selain itu, optimisme terhadap posisi dana cadangan devisa ikut menopang performa rupiah," lanjutnya.

Meskipun menguat, mata uang Garuda belum bisa bernapas lega karena Indonesia tetap masih harus memperhatikan current account deficit (CAD) yang masih tinggi.

"Kalau data CAD kuartal III/2018 dilaporkan lebih lebar, itu bisa memberikan sentimen buat pelaku pasar. Jadi masih harus waspada. Apalagi pada Jumat [9/11] nanti masih ada rapat The Fed yang hasilnya sangat dinantikan oleh pelaku pasar," paparnya.

Meskipun Federal Reserve AS dipastikan tetap menaikkan suku bunga, tetapi pasar masih menantikan narasi apa yang akan di sampaikan oleh Kepala The Fed Jerome Powell.

Deddy memproyeksikan rupiah akan bergerak pada kisaran antara Rp14480—Rp14.720 per dolar AS dengan penguatan terbatas karena pasar masih menantikan hasil kebijakan The Fed akhir pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper