Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal III/2018, Kalbe Farma (KLBF) Terpapar Depresiasi Rupiah

PT Kalbe Farma Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih tipis secara tahunan pada kuartal III/2018 sejalan dengan dampak pelemahan rupiah.
Kalbe Farma/kalbe.co.id
Kalbe Farma/kalbe.co.id

Bisnis.com, JAKARTA—PT Kalbe Farma Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba bersih tipis secara tahunan pada kuartal III/2018 sejalan dengan dampak pelemahan rupiah.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2018, Kalbe Farma mengantongi pendapatan Rp15,67 triliun per 30 September 2018. Jumlah tersebut naik 3,90% dari Rp15,08 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Akan tetapi, beban pokok penjualan perseroan naik lebih tinggi secara tahunan pada kuartal III/2018. Tercatat, terjadi kenaikan 6,07% dari Rp7,72 triliun menjadi Rp8,19 triliun.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan kinerja kuartal III/2018 menunjukkan dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun, di tengah kondisi tersebut, perseroan masih mampu membukukan pertumbuhan positif dengan menerapkan kenaikan harga 3%-5% secara selektif.

“Kami tetap optimistis akan perbaikan kondisi ekonomi Indonesia dan kinerja perseroan. Di tengah kondisi yang menantang, kami melanjutkan strategi untuk mendorong inovasi sebagai penggerak pertumbuhan di masa mendatang,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (31/10/2018).

Bernardus menjelaskan bahwa mencatat laba kotor tercatat sebesar Rp7,48 triliun atau naik 1,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio laba kotor terhadap penjualan turun menjadi 47,7% dari 48,8% pada disebabkan pelemahan rupiah.

“Perseroan akan terus mengelola efektivitas penjualan dan pemasaran serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan pertumbuhan laba operasional. Margin laba bersih relatif stabil sebesar 11,5% dengan Rp 1,8 triliun atau tumbuh 1,4%,” jelasnya.

Dia menyatakan perseroan mempertahankan target pertumbuhan penjualan bersih 5%-7% dengan proyeksi laba bersih di kisaran yang sama. Target margin laba operasional ditetapkan stabil di kisaran 14,5%-15,5%.

Di sisi lain, perseroan juga mempersiapkan anggaran belanja modal Rp1,0 triliun-Rp1,5 triliun. Dana itu akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.

“Rasio pembagian dividen ditingkatkan di kisaran 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper