Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Permintaan Global Meningkat, Minyak AS Turun ke Level Terendah dalam Dua Bulan

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember diperdagangkan pada US$66,44 per barel pada pukul 16.45 waktu setempat setelah melemah 1,3% ke level US$66,18 di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 17 Agustus.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah merosot ke level terendah dalam dua bulan terakhir pada Selasa (30/10/2018) karena meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China mengancam pertumbuhan global pada saat cadangan minyak mentah AS membengkak.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember diperdagangkan pada US$66,44 per barel pada pukul 16.45 waktu setempat setelah melemah 1,3% ke level US$66,18 di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 17 Agustus.

Sementara itu, minyak Brent kontrak Desember, yang berakhir Rabu, turun 1,85% atau 1,43 poin ke level US$75,91 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$9,73 dibanding WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, pemerintah AS sedang mempersiapkan daftar tarif baru yang akan berlaku untuk produk-produk China yang belum dikenai pajak impor jika pertemuan bulan depan antara presiden Donald Trump dan Xi Jinping pada KTT G20 di Buenos Aires tidak dapat menghasilkan kesepakatan.

Sementara itu, American Petroleum Institute melaporkan cadangan minyak mentah AS naik 5,69 juta barel pekan lalu, namun cadangan stok bensin turun 3,46 juta barel, sementara pasokan minyak distilasi turun 3,08 juta barel pekan lalu.

Kenaikan tersebut di atas estimasai dalam survei Bloomberg terhadap pada analis yang memperkirakan persediaan minyak mentah AS naik 3,21 juta barel pekan lalu, Sementara itu, pasokan di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, diperkirakan meningkat 2,1 juta barel.

“Anda mendekati level di mana banyak pedagang yang melihat nilai,” kata Josh Graves, analis pasar senior di RJO Futures, seperti dikutip Bloomberg.

"Pasar sedang melihat potensi pertumbuhan di masa depan dan perdagangan dari pengumuman laba dan apa pun dapat memberikan pandangan tentang harga minyak," lanjutnya.

Minyak mentah telah melemah bulan ini di tengah kekhawatiran permintaan di seluruh dunia, yang mengimbangi kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Iran dan Venezuela.

Namun, pada saat yang sama cadangan minyak mentah AS sedang melonjak. Energy Information Administration diperkirakan melaporkan bahwa produksi AS telah meningkat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, menurut Rystad Energy AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper