Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Berhati-hati, Dolar AS Bergerak dalam Kisaran Sempit

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,07% atau 0,071 poin ke level 96,608 pada pukul 8.52 WIB dan bergerak pada kisaran 96,578-96,677.
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat diperdagangkan dalam kisaran ketat terhadap sebagian besar mata uang uatama pada perdagangan Jumat (26/10/2018) karena minat investor terhadap aset berisiko masih goyah.

Sementara itu, euro mendekati level terendah dalam dua bulan terakhir setelah Bank Sentral Eropa gagal untuk meyakinkan pasar bahwa suku bunga akan naik.

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,07% atau 0,071 poin ke level 96,608 pada pukul 8.52 WIB dan bergerak pada kisaran 96,578-96,677.

Sebelumnya, indeks dolar dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,1% atau 0,095 poin di posisi 96,584, setelah pada perdagangan Kamis (25/10/2018) indeks dolar ditutup menguat 0,25% ke posisi 96,679.

Yen Jepang diperdagangkan relatif tidak berubah pada 112,33 terhadap dolar, AS meskipun melemah ke level 112,65 pada Kamis karena minat investor terhadap aset berisiko kembali. Yen cenderung turun seiring meningkatnya kepercayaan di pasar keuangan.

"Sentimen risiko masih cukup rapuh. Semalam, Amazon dan Alphabet merilis laporan kinerja hasil yang tidak terlalu menggembirakan. Saya memperkirakan yen akan menguji kembali level tertinggi baru-baru ini," kata Sim Moh Siong, analis mata uang di Bank of Singapore,s eperti dikutip Reuters.

Sementara itu, euro diperdagangkan datar di level US$1,1375 hari ini, setelah Presiden ECB Mario Draghi gagal meyakinkan pelaku pasar bahwa bank bisa mengejar pengetatan moneter setelah musim panas mendatang karena ketidakpastian politik dan ekonomi masih tumbuh.

ECB menegaskan kembali pada hari Kamis bahwa program pembelian aset senilai 2,6 triliun euro ($ 2,97 triliun) akan berakhir tahun ini dan suku bunga dapat naik setelah musim panas mendatang.

Investor juga masih menunggu data PDB AS kuartal ketiga yang akan dirlis pada Jumat untuk isyarat pergerakan dolar lebih lanjut. Jika data lebih rendah dari ekspektasi, investor akan khawatir tentang momentum pertumbuhan ekonomi dan serta terhadap rencana pengetatan moneter Federal Reserve AS.

"Pasar akan mengawasi data ini dengan hati-hati karena dapat memberikan tanda pergerakan mendekati puncak musim laporan keuangan emiten di AS. Data perumahan dan data barang konsumen telah menjadi lemah akhir-akhir ini," ungkap Sim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper