Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Dirut Baru Semen Baturaja, Ini Komentar Eks Bos PGN

Kementerian Badan Usaha Milik Negara resmi menunjuk Jobi Triananda Hasjim sebagai Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. melalui rapat umum pemegang saham luar biasa yang berlangsung pada, Kamis (25/10/2018).

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara resmi menunjuk Jobi Triananda Hasjim sebagai Direktur Utama PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. melalui rapat umum pemegang saham luar biasa yang berlangsung pada, Kamis (25/10/2018).

Ditemui usai RUPSLB, Jobi menyebut akan segera melakukan koordinasi dengan jajaran manajemen emiten berkode saham SMBR tersebut. Pihaknya menyebut telah mendapat sejumlah tugas dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang saham mayoritas.

“Diminta mengoptimalkan terutama pabrik yang kedua dan kapasitas produksi bisa ditingkatkan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Jobi menjabat sebagai direktur utama di PT Perusahaan Gas Negara Tbk. pada Mei 2017 hingga September 2018. Posisinya digantikan Gigih Prakoso dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 10 September 2018.

Seperti diketahui, SMBR memiliki kapasitas produksi 3,85 juta ton per tahun. Jumlah itu setelah beroperasinya Pabrik Baturaja II dengan kapasitas produksi semen 1,85 juta ton per tahun. Manajemen produsen semen pelat merah itu menargetkan utilisasi pabrik menembus 60%-65% dari total kapasitas produksi semen perseroan.

Pada semester I/2018, SMBR mencatatkan pertumbuhan pendapatan 24,89% secara tahunan pada semester I/2018. Jumlah yang dikantongi naik dari Rp627,35 miliar menjadi Rp783,51 miliar.

Akan tetapi, terjadi kenaikan beban pokok pendapatan pada periode tersebut. Tercatat, beban yang ditanggung naik dari Rp437,66 miliar pada semester I/2017 menjadi Rp546,01 miliar. Dengan demikian, perseroan semen pelat merah itu mengantongi laba bersih Rp24,08 miliar pada semester I/2018. Pencapaian itu tercatat turun 60,21% secara tahunan.

Manajemen SMBR mengklaim tergerusnya laba bersih pada periode tersebut akibat biaya bunga dan depresiasi dari pabrik yang baru beroperasi. Kenaikan biaya bunga dan depresiasi pabrik disebut menembus 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper