Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Anjlok, Harga Batu Bara Melemah Lagi

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Januari 2019 ditutup melemah 0,22% atau 0,25 poin di level US$112,70 per metrik ton.
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Alat berat dioperasikan untuk membongkar muatan batu bara dari kapal tongkang, di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/4/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara kembali ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (23/10/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Januari 2019 ditutup melemah 0,22% atau 0,25 poin di level US$112,70 per metrik ton.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019 melanjutkan pelemahannya dan ditutup turun 0,54% atau 0,55 poin ke level US$10,5 per metrik ton pada Selasa.

Sementara itu di Zhengzhou Commodity Exchange China, harga batu bara thermal untuk pengiriman Januari 2019 melemah di hari keempat berturut-turut setelah ditutup turun 0,34% atau 2,2 poin ke level 642,2 yuan per metrik ton pada perdagangan kemarin.

Sejalan dengan harga batu bara, minyak mentah anjlok pada akhir perdagangan Selasa setelah Arab Saudi menyampaikan pernyataan untuk memenuhi kekurangan suplai dan aksi penghindaran risiko menjalar di pasar global.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember diperdagangkan di level US$66,04 per barel pada pukul 4.41 sore waktu setempat setelah anjlok lebih dari 5% dan mengakhiri sesi Selasa di level US$66,43 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember anjlok 4,3% dan berakhir di level US$76,44 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium US$10,01 terhadap WTI.

Dilansir Bloomberg, Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan OPEC dan sekutu-sekutunya dapat menghasilkan minyak lebih banyak demi memenuhi permintaan dan mengganti kekurangan yang timbul akibat sanksi terhadap Iran.

Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), American Petroleum Institute (API) dikabarkan telah melaporkan kenaikan sebesar 9,88 juta barel dalam persediaan minyak mentah pekan lalu.

Itu akan menjadi peningkatan terbesar sejak Februari 2017 jika data Energy Information Administration (EIA) mengonfirmasikannya pada Rabu (24/10) waktu setempat.

“Kenaikan minyak mentah kemungkinan akan dikarenakan berlanjutnya ekspor yang rendah serta periode musim pemeliharaan,” kata James Williams, presiden periset energi WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.

Laporan bahwa Arab Saudi memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi juga dipandang menjadi sentimen negatif.

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

23 Oktober

112,70

(-0,22%)

22 Oktober

112,95

(-0,13%)

19 Oktober

113,10

(+1,03%0

18 Oktober

111,95

(+1,91%)

17 Oktober

109,85                   

(+1,81%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper