Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Margin Mobil Bekas Kerek Kinerja Adi Sarana Armada (ASSA)

Emiten rental kendaraan PT Adi Sarana Armada Tbk. membukukan pendapatan sebesar Rp1,35 triliun pada periode yang berakhir September 2018. Nilai tersebut meningkat 9,89% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp1,23 triliun.
Adi Sarana Armada. /Adi Sarana Armada
Adi Sarana Armada. /Adi Sarana Armada

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rental kendaraan PT Adi Sarana Armada Tbk. membukukan pendapatan sebesar Rp1,35 triliun pada periode yang berakhir September 2018. Nilai tersebut meningkat 9,89% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp1,23 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan sandi ASSA tersebut mencatatkan pendapatan keuangan yang melonjak signifikan 52,5% ke lebel Rp2,18 miliar. Pada saat yang sama, beban keuangan perseroan tertekan tipis 2,66%.

Sementara itu, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp106,39 miliar, meningkat 45,47% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp73,14 miliar.

Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menyampaikan hingga September 2018, perseroan telah membelanjakan capex lebih dari Rp700 miliar dari rencana belanja modal 2018 sebesar Rp1,2 triliun.

“Kinerja kami terdorong oleh penjualan mobil bekas. Selama 2013—2014 kami belanja armada cukup banyak sehingga peremajaannya di tahun ini. Margin rata-rata per unit penjualan pada kuartal III/2018 ini sebesar Rp23 juta. Untuk beberapa jenis armada, bisa sampai Rp40 juta,” ungkap Prodjo di Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Prodjo menjelaskan kondisi perekonomian saat ini di mana depresiasi rupiah terus terjadi dan tingkat suku bunga dalam tren meningkat, akan lebih menguntungkan perseroan karena masyarakat menahan diri membeli mobil baru dan harga mobil bekas ikut terangkat.

Meski laba bersih perseroan meningkat lebih dari 45% hingga September 2018, Prodjo menyampaikan perseroan tetap mematok target pertumbuhan konservatif hingga akhir tahun di level 30-an persern. Pasalnya, pasar akhir tahun cenderung melambat.

“Penjualan mobil bekas di akhir tahun agak slow down karena banyak libur. Selain itu, pada akhir tahun kami harus mencadangkan pengeluaran khusus untuk karyawan. Kami proyeksikan laba bersih di akhir tahun sebesar Rp140 miliar,” ungkap Prodjo.

Sebagai catatan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp103,19 miliar pada 2017. Dengan target laba bersih 2018 sebesar Rp140 miliar, bottom line perseroan pada tahun ini meningkat 34,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper