Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Semester I/2018: Pendapatan Lippo Karawaci (LPKR) Meningkat 13%

Perusahaan holding properti Grup Lippo yakni PT Lippo Karawaci Tbk. membukukan pendapatan usaha sebesar Rp5,56 triliun pada semester pertama tahun ini, tumbuh 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp4,91 triliun.
Pengunjung mengambil gambar maket kawasan Millenium Village milik PT Lippo Karawaci Tbk di Tangerang, Banten, Sabtu (25/3)./JIBI-Dedi Gunawan
Pengunjung mengambil gambar maket kawasan Millenium Village milik PT Lippo Karawaci Tbk di Tangerang, Banten, Sabtu (25/3)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan holding properti Grup Lippo yakni PT Lippo Karawaci Tbk. membukukan pendapatan usaha sebesar Rp5,56 triliun pada semester pertama tahun ini, tumbuh 13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp4,91 triliun.

Emiten dengan kode saham LPKR ini baru menerbitkan laporan keuangan untuk periode semester I/2018 pada Rabu (24/10/2018), molor dari ketentuan bursa paling lambat akhir Juli 2018, dengan alasan menunggu proses audit.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, perseroan membukukan laba bruto sebesar Rp2,62 triliun, tumbuh 16,5% dibandingkan dengan semester I/2017 yang sebesar Rp2,25 triliun. Akan tetapi, perseroan mengalami lonjakan beban usaha dan beban lainnya yang signifikan.

Hal ini menyebabkan laba usaha perseroan hanya Rp176 miliar, anjlok 74% dibandingkan dengan semester I/2017 yang sebesar Rp684 miliar.

Namun, perseroan mencatat adanya keuntungan pencatatan investasi pada entitas asosiasi dengan nilai wajar sebesar Rp2,36 triliun. Pendapatan non-rutin ini secara signifikan mendongkrak margin perseroan.

Berdasarkan penjelasan perseroan dalam laporan keuangannya, keuntungan tersebut diperoleh dari pengukuran kembali atas nilai wajar investasi PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), anak usaha LPKR, pada PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), pengembang Meikarta.

MSU menerbitkan 14 miliar saham baru yang seluruhnya diserap oleh Peak Asia Investments Pte. Ltd. (PEAK) dengan nilai Rp4,05 triliun. PEAK semula adalah anak usaha LPCK, tetapi telah dilepaskan seluruh kepemilikannya kepada Hasdeen Holdings Limited, pihak ketiga, dengan harga pengalihan sebesar SGD1 juta.

Akibat penerbitan saham baru ini, sisa kepemilikan LPCK pada MSU dengan demikian adalah sebesar 49,72%. Pengukuran atas nilai wajarnya yang baru dikurangi nilai wajarnya sebelum emisi saham baru adalah sebesar Rp2,37 triliun.

Dengan demikian, LPKR mencatatkan laba bersih atau laba periode berjalan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar Rp1,15 triliun pada semester I/2018, melonjak 135% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp487 miliar.

Laba per saham dasar atau earning per share pada semester I/2018 mencapai Rp50,36 per saham, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu Rp21,40 per saham.

Kas dan setara kas perseroan tercatat menurun dari Rp2,54 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp2,12 triliun pada akhir Juni 2018. Total aset turun dari Rp56,77 triliun menjadi Rp54,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper