Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pound & Euro Melemah, Indeks Dolar AS Menguat

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terpantau menguat 0,01% atau 0,005 poin ke level 96,018 pada pukul 9.02 WIB.
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (9/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada Selasa (23/10/2018), karena investor mencari aset safe haven di tengah ketidakpastian atas negosiasi Brexit dan anggaran belanja Italia, yang membuat investor menjauhi euro dan poundsterling.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terpantau menguat 0,01% atau 0,005 poin ke level 96,018 pada pukul 9.02 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka di zona hijau dengan penguatan 0,016 poin atau 0,02% di posisi 96,029, setelah pada akhir perdagangan Senin (22/10) ditutup menguat 0,3 poin atau 0,31% di posisi 96,013.

Dilansir Reuters, Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Senin mengatakan sebagian besar kesepakatan untuk keluar dari Uni Eropa telah disetujui, namun ia masih menekankan penentangannya terhadap proposal Uni Eropa mengenai perbatasan Irlandia.

"Penghindaran risiko adalah cerita semalam bersama dengan penguatan dolar AS. Kinerja euro yang rendah juga karena ketidakpastian Brexit," kata Sim Moh Siong, analis valas di Bank of Singapore, seperti dikutip Reuters.

"Tidak ada tindak lanjut dalam pasar saham global dari reli China pada hari Senin karena saham siklis berkinerja buruk," tambah Sim.

Poundsterling diperdagangkan cenderung datat di level US$1,2965 pada hari Selasa, setelah kehilangan 0,83% pada Senin, penurunan tertajam dalam sejak 21 September. Pound telah melemah 2,2% terhadap dolar AS dalam tujuh sesi perdagangan terakhir.

Sentimen dari Italia juga mendominasi gerak euro setelah gagal mendapat pijakan terlepas dari adanya penurunan imbal hasil obligasi 10 tahun Italia pada hari Senin. Adapun imbal hasil obligasi Italia 1 tahun turun 3%4 pada hari Senin, penurunan tertajam dalam persentase sejak 3 Oktober.

Investor memperkirakan adanya ketidakpastian politik lebih lanjut di Eropa atas rencana pengeluaran Italia. Lembaga pemeringkat Moody's Investor Serviice menurunkan rating kredit Italia pada hari Jumat tetapi secara mengejutkan mempertahankan prospek stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper