Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Aset Aman Naik, Harga Emas Perpanjang Reli

Harga emas memperpanjang reli dalam 3 hari berturut-turut setelah penasihat ekonomi Amerika Serikat Larry Kudlow menuduh China karena tidak melakukan apapun untuk mengurangi kekacauan perdagangan karena tensi antara AS dan Arab Saudi kini makin memanas.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas memperpanjang reli dalam 3 hari berturut-turut setelah penasihat ekonomi Amerika Serikat Larry Kudlow menuduh China karena tidak melakukan apapun untuk mengurangi kekacauan perdagangan karena tensi antara AS dan Arab Saudi kini makin memanas.

Saham-indeks berjangka juga mengalami pelemahan, sedangkan ekuitas di China merangkak setelah Presiden China Xi Jinping berjanji akan memberikan dukungan pada sektor swasta di Negeri Panda.

Dalam indikasi pembaruan minat terhadap logam mulia itu sebagai aset lindung nilai, taruhan bearish bagi harga emas merosot terbanyak sejak Maret. Posisi jangka pendek pada kontrak berjangka dan opsi untuk bullion juga anjlok hingga 24% pada pekan 16 Oktober.

Kudlow, penasihat ekonomi Gedung Putih AS, menuduh China tidak melakukan apa pun untuk mencairkan tensi dagang menuju pertemuan antara Presiden Doanld Trump dan Prsiden Xi Jinping di Argentina pada bulan depan.

Untuk saat ini, Trump juga belum berencana untuk menurunkan tarifnya terhadap China dan yakin bahwa tarif yang diluncurkannya butuh waktu yang cukup panjang untuk bekerja secara maksimal.

Harga emas pada perdagangan Senin (22/10) berhasil naik 0,58 poin atau 0,05% menjadi US$1.227,07 per i. Sepanjang tahun berjalan, harga emas mencatatkan penurunan harga sebesar 5,81%

Adapun, harga emas Comex mengalami kenaikan 1,5 poin atau 0,12% menjadi US$1.230,20 per troy ounce dan tercatat turun 6,42% secara year-to-date (ytd). Logam kuning itu menuju kenaikan 0,7% dalam sepekan ini.

“Permintaan emas sebagai aset lindung nilai yang menguat menjadi pendorong utama bagi harga emas, sejarahnya menunjukkan bahwa kenaikan harga ini sifatnya hanya sementara dan tidak dapat diprediksi,” ujar Vivek Dhar, analis di Commonwealth Bank of Australia, dilansir dari Bloomberg, Senin (22/10/2018).

Vivek memproyeksikan emas akan diperdagangkan dengan harga pada kisaran US$1.200-an per troy ounce hanya untuk jangka pendek.

“Meskipun aksi profit taking mendominasi perdagangan emas pada pekan lalu, tetapi aksi tersebut tidak kemudian membuat harga emas melemah,” ujar Deddy Yusuf Siregar, analis di Asia Trade Point Futures (ATPF), dikutip dari laporan harian.

Analis di PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiwan memprediksikan harga emas berpotensi berpeluang bergerak naik menguji level resistan di US$1.229 per troy ounce. Penembusan level tersebut berpotensi mendorong kenaikan harga emas menguji level resistan selanjutnya di US$1.231 dan US$1.233 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper