Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika Prediksikan Permintaan Minyak China Naik

Harga minyak naik pada Jumat (19/10) merupakan pertanda akan adanya melonjak permintaan dari China.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak naik pada Jumat (19/10) merupakan pertanda akan adanya melonjak permintaan dari China.

Dikutip dari laman Reuters, minyak mentah Brent LCOc1 berjangka naik 49 sen menjadi US $ 79,78 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik tajam menjadi 47 sen menjadi $ 69,12 per barel.

Untuk minggu ini, Brent turun 0,9%, sementara minyak mentah AS turun 3,1%. Kedua kontrak telah jatuh sekitar $7 per barel di bawah tertinggi empat tahun yang dicapai pada awal Oktober.

Adapun, koreksi WTI ke Brent WTCLc1-LCOc1 melebar ke level terrendah sejak 8 Juni, mencapai $11,00 per barel. Pasalnya, kinerja kilang di Cina naik pada bulan September ke rekor 12,49 juta barel per hari (bpd), data pemerintah China.

Dalam penjelasan lain, komite pemantau OPEC dan non-OPEC menyatakan bahwa kenaikan harga minyak juga dipicu oleh kepatuhan produsen minyak dengan perjanjian pengurangan pasokan yang turun dari 129% menjadi 111% pada September.

Adapun, Organisasi Negara Pengekspor Minyak telah memimpin pemotongan dari produsen minyak utama sejak 2017 untuk menopang harga.

Selain pemangkasan produksi, kenaikan harga minyak juga terjadi akibat sanksi AS terhadap Iran, yang mulai berlaku pada 4 November dan dirancang untuk memangkas ekspor minyak mentah dari negara tersebut.

Sementara untuk menjawab defisit tersebut pemerintah AS berupaya untuk menutupi dengan meningkatkan produksi. Data pemerintah AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah pekan lalu naik 6,5 juta barel, hampir tiga kali lipat dari jumlah yang diperkirakan analis.

Pasokan meningkat, terutama di Cushing, Oklahoma, pusat pengiriman untuk WTI, mendorong pasar ke contango, di mana harga terdekat diperdagangkan lebih rendah dari harga forward. Ini terjadi pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 22 Mei.

General Electric Co (GE.N) Baker Hughes mengatakan jumlah rig pengeboran minyak AS, indikator awal output masa depan, naik empat menjadi 873 minggu ini, tertinggi sejak Maret 2015.

Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi AS (CFTC) mengatakan manajer keuangan juga memangkas posisi berjangka dan opsi minyak mentah berjangka panjang AS di New York dan London dengan 37.080 kontrak menjadi 259,375, level terendah sejak 19 September 2017.

Futures minyak mentah berjangka bulan depan AS pun diperdagangkan dengan diskon terbesar ke bulan kedua dalam hampir satu tahun. Sementara itu, pedagang masih mengantisipasi persediaan persediaan lebih lanjut di Cushing karena jaringan pipa baru datang online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper