Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihantam Berbagai Kekhawatiran, Indeks Topix Ditutup Melemah

Indeks Topix ditutup melemah 0,69% atau 11,79 poin ke level 1.692,85. Sepanjang pekan ini, indeks telah melemah hingga 0,5%, memperpanjang penurunan mingguan selama tiga pekan berturut-turut menjadi 6,9%. Indeks menuju kinerja bulanan terburuk sejak Juni 2016.
Indeks Bursa Jepang/Reuters
Indeks Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada perdagangan Jumat (19/10/2018), di tengah kekhawatiran investor atas berbagai isu, mulai dari ketegangan AS dan Arab Saudi, dampak perang perdagangan AS-Chna pada pertumbuhan ekonomi, hingga awal musim laporan pendapatan.

Indeks Topix ditutup melemah 0,69% atau 11,79 poin ke level 1.692,85. Sepanjang pekan ini, indeks telah melemah hingga 0,5%, memperpanjang penurunan mingguan selama tiga pekan berturut-turut menjadi 6,9%. Indeks menuju kinerja bulanan terburuk sejak Juni 2016.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,56% atau 126,08 poin ke posisi 22.532,08.

Emiten produsen elektronik dan mobil menyeret kedua indeks setelah indeks S&P 500 Amerika Serikat turun lebih dari 1% dan Indeks Nasdaq merosot lebih dari 2% pada hari Kamis.

"Ada banyak berita buruk, seperti ketegangan perdagangan antara AS dan China, perlambatan ekonomi Cina, dan masalah Arab Saudi, sehingga sulit bagi pasar untuk memulihkan kekuatan," kata Tetsuo Seshimo, manajer portofolio di Saison Asset Management Co., seperti dikutip Bloomberg.

Data yang dirilis hari ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi China melambat lebih dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat hanya 6,5% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan dalam survei Bloomberg yang mencapai 6,6%.

Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintahannya sedang "menunggu hasil dari tiga investigasi yang berbeda" sebelum memutuskan bagaimana menanggapi laporan bahwa wartawan Jamal Khashoggi yang hilang telah tewas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper