Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cita Mineral (CITA) Raih Pendapatan Rp1,4 Triliun

Emiten tambang logam bauksit PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) membukukan penjualan senilai Rp1,4 triliun pada periode Januari—September 2018
Direktur Utama PT Cita Mineral Investindo Tbk Liem Hok Seng (tengah) menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela paparan publik perseroan, di Jakarta, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Cita Mineral Investindo Tbk Liem Hok Seng (tengah) menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela paparan publik perseroan, di Jakarta, Kamis (18/10/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten tambang logam bauksit PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) membukukan penjualan senilai Rp1,4 triliun pada periode Januari—September 2018.

Direktur Cita Mineral Investindo Yusak Pardede menyampaikan, perusahaan masih dalam tahap mengonsolidasikan laporan keuangan per September 2018. Sebagai gambaran, perolehan pendapatan mencapai Rp1,4 triliun.

“Data penjualan sampai kuartal III/2018 sebesar Rp1,4 triliun. Nanti lebih jelas akhir Oktober 2018 ada di laporan keuangan,” ujarnya dalam acara paparan publik, Kamis (18/10/2018).

Raihan pendapatan itu berasal dari penjualan Mineral Grade Bauxite (MGB) sejumlah 3,3 juta ton dengan rincian pasar ekspor 2 juta ton dan domestik 1,3 juta ton. MGB memiliki kadar aluminium sekitar 45%-48%.

Seluruh penjualan ekspor CITA dikirim ke 4 perusahaan di China. Adapun, penjualan domestik perusahaan diserap seluruhnya oleh PT Well Harvest Mineral Refinery (WHW).

WHW merupakan perusahaan patungan dengan kontribusi CITA sebesar 30%, China Hongqiao Group Limited 56%, Winning Investment Company Ltd. 9%, dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co. Ltd. (5%). Perusahaan itu mengoperasikan line 1 dengan kapasitas produksi Smelter Grade Alumina (SGA) 1 juta ton per tahun.

“Dalam beberapa tahun mendatang, jumlahnya dapat ditingkatkan menjadi 2 juta ton SGA,” tuturnya.

Yusak menyampaikan, pada semester II/2018 perusahaan memerkirakan perolehan pendapatan dan laba bersih dapat bertumbuh sekitar 20% dibandingkan periode 6 bulan sebelumnya. Target itu direvisi dari estimasi awal tahun ini dimana pendapatan dipatok sebesar Rp1,8 triliun dan laba Rp400 miliar.  

Per Juni 2018, CITA membukukan pendapatan Rp887,22 miliar dan laba bersih Rp310,86 miliar. Mengacu kepada estimasi kenaikan 20%, maka pada akhir tahun ini perusahaan dapat mencatatkan pendapatan sejumlah Rp1,95 triliun, dan laba bersih Rp683,89 miliar.

“Dengan kenaikan volume penjualan, ada peluang pendapatan dan laba tumbuh 20% sampai akhir 2018 dibandingakan semester I/2018,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, bila dibandingkan dengan 2017, kinerja pada tahun ini menanjak cukup siginifikan seiring dengan dibukanya kuota ekspor. CITA mendapat izin ekspor MGB sebesar 3,65 juta ton dari Kementerian ESDM pada September 2017, tetapi pengapalan baru dilaksanakan pada Oktober 2017. Adapun, realisasi ekspor per September 2018 sejumlah 2,5 juta ton, atau sekitar 70% dari kuota yang diberikan. 

Sebelum adanya ekspor, perusahaan hanya menyuplai MGB ke WHW untuk diolah menjadi SGA. Pemberian kuota ekspor itu juga terkait dengan rencana pengembangan smelter oleh WHW yang kini utilisasinya mencapai 97%.

Yusak menambahkan, perseroan memiliki margin laba yang tinggi karena ongkos operasional dapat dikelola dengan baik bersama dengan WHW. Per Juni 2018, margin laba mencapai 35,04%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper