Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah 9 Poin, Mayoritas Mata Uang di Asia Tertekan

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (18/10/2018) di Rp15.187 per dolar AS, melemah 9 poin atau 0,05% dari posisi Rp15.178 pada Rabu (17/10/2018).
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (18/10/2018) di Rp15.187 per dolar AS, melemah 9 poin atau 0,05% dari posisi Rp15.178 pada Rabu (17/10/2018).

Kurs jual ditetapkan Rp15.263 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp15.111 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp152.

Di pasar spot, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau melemah 43 poin atau 0,28% ke level Rp15.193 per dolar AS.

Mata uang Garuda sebelumnya dibuka terdepresiasi 38 poin atau 0,25% di level Rp15.188 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di level Rp15.188-15.195 per dolar AS.

Padahal, pada perdagangan Rabu (17/10/2018), rupiah masih mampu melanjutkan apresiasinya pada hari kedua dengan berakhir menguat 51 poin atau 0,34% di posisi Rp15.150 per dolar AS.

Bersama rupiah, mata uang lainnya di Asia mayoritas juga melemah siang ini, dipimpin won Korea Selatan dan dolar Taiwan, masing-masing terdepresiasi 0,53% dan 0,33%. Di sisi lain, yen Jepang terapresiasi 0,11%.

Dilansir Bloomberg, mata uang Asia melemah setelah rilis risalah rapat bank sentral AS Federal Reserve (FOMC minutes) pada September menunjukkan kecenderungan berlanjutnya siklus kenaikan tingkat suku bunga (Fed Funds Rate/FFR).

Rilis notulensi rapat tersebut serta merta mengerek pergerakan dolar AS dan yen Jepang sebagai mata uang safe haven, sekaligus mendorong koreksi di pasar saham dan obligasi.

Pada saat yang sama, Departemen Keuangan AS berhenti menyatakan China sebagai manipulator mata uang dalam laporan semitahunannya tentang kurs mata uang asing.

Meski hal ini menghindari eskalasi perang dagang, pemerintah AS menyatakan akan terus memantau mata uang yuan China pascapelemahannya baru-baru ini.

“Pasar Asia akan mencerna dolar AS dan imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi setelah risalah FOMC menunjukkan bahwa pembuat kebijakan tidak terpengaruh di jalan mereka menuju normalisasi kebijakan moneter,” jelas UOB dalam risetnya.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

18 Oktober

15.187

17 Oktober

15.178

16 Oktober

15.206

15 Oktober

15.246

12 Oktober

15.194

SumberBank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper