Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiwoom Sekuritas: Harga SUN Sudah Mencapai Titik Terendah

Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pagi ini pasar obligasi akan dibuka menguat dengan potensi menguat.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan bahwa pagi ini pasar obligasi akan dibuka menguat dengan potensi menguat.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa meskipun pasar obligasi masih terfokus kepada lelang debt switch, tetapi penguatan masih akan terjadi karena obligasi sudah berada di titik terendah.

Sentimen yang muncul adalah penguatan kembali US Treasury akibat pengurangan kepemilikan yang dilakukan oleh China menjadi US$1.165 triliun. Ini merupakan level terendahnya dalam 7 bulan. Meskipun telah memangkas kepemilikan, tetapi China masih menjadi negara Non AS yang memiliki porsi obligasi terbesar.

Bergeser sedikit ke Amerika, lagi-lagi Trump mengeluhkan kebijakan kenaikan tingkat suku bunga The Fed.

"Namun demikian, kami melihat kritikan atau keluhan dari Trump hanya merupakan sebagian dari gayanya dalam menjalani Pemerintahannya. The Fed tentu akan menjaga integritas dan independensinya. Kami merekomendasikan beli hari ini," katanya dalam riset harian, Kamis (18/10/2018).

Pasar obligasi kemarin terlihat menguat, meskipun masih terbatas. Para pelaku pasar dan investor menahan dan menunggu lelang debt switch yang akan dilakukan hari ini.

Namun pertanyaannya, menurut Nico, adalah apakah para pelaku pasar dan investor mau menukarkan obligasi sebelumnya yang memiliki catatan kaki memiliki kupon lebih manis?

Menurutnya, bagi para pelaku pasar dan investor yang hanya mengincar hold, tentu akan memilih untuk tidak menukarkannya karena mereka lebih memilih menjaga arus cash flow melalui kupon.

Namun, apabila para investor tujuannya adalah untuk memanjangkan durasinya, FR0077 dan FR0078 merupakan sesuatu yang baik.

Kemarin, total transaksi dan frekuensi naik dibandingkan dengan hari sebelumnya di tengah kenaikkan harga obligasi yang terjadi kemarin.

Total transaksi didominasi oleh obligasi berdurasi 10 – 15 tahun, diikuti dengan 7 – 10 tahun dan 3 – 5 tahun. Sisanya merata disemua tenor hingga 20 tahun, meskipun ada sebagian kecil yang melakukan transaksi di rentang waktu 20 – 25 tahun.

Di pasar global, imbal hasil obligasi Zona Amerika ditutup bervariasi, didominasi oleh kenaikan imbal hasil. Kenaikkan imbal hasil terbesar ada di Amerika (3.20%, +4.2). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Brazil (10.15%, -17.3).

Imbal hasil wilayah Zona Eropa ditutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikan imbal hasil terbesar ada di Italia (3.54%, +9.5). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Finlandia (0.70%, -3.2).

Imbal hasil Asia Pasifik di tutup bervariasi, didominasi oleh penurunan imbal hasil. Kenaikan imbal hasil terbesar ada di India (7.90%, +3.5). Penurunan imbal hasil terbesar ada di Indonesia (8.58%, -10.9).

Imbal hasil Obligasi Indonesia 10 tahun ditutup melemah di 8.83% dibandingkan dengan hari sebelumnya di 8.87%. Minyak Texas di tutup turun di harga US$71,13 dibandingkan dengan hari sebelumnya US$71,78 per barel. Rupiah di tutup menguat di Rp15.203 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di Rp15.220 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper