Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Saham Jepang Tertekan Emiten Teknologi & Elektronik

Indeks Topix ditutup melemah 0,54% atau 9,23 poin ke level 1.704,64, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,80% atau 182,96 poin ke posisi 22.658,16.
Bursa saham Tokyo, Jepang.
Bursa saham Tokyo, Jepang.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang melemah pada perdagangan Kamis (18/10/2018) setelah produsen peralatan machining termasuk Fanuc Corp memimpin penurunan di antara perusahaan teknologi.

Indeks Topix ditutup melemah 0,54% atau 9,23 poin ke level 1.704,64, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 0,80% atau 182,96 poin ke posisi 22.658,16.

Dilansir Bloomberg, indeks Topix melemah karena penurunan produsen elektronik membebani indeks. Produsen Fanuc Corp dan Yaskawa Electric Corp merosot setelah China mengatakan awal pekan ini akan memulai penyelidikan anti-dumping pada impor mesin vertical machining center dari Jepang dan Taiwan.

"Perusahaan-perusahaan teknologi termasuk produsen elektronik sedang mengalami masa sulit setelah overrated," kata Ryuta Otsuka, analis Toyo Securities, seperti dikutip Bloomberg.

“Dana tambahan yang diciptakan oleh pelonggaran moneter global yang tidak memiliki tempat lain selain saham pertumbuhan ini. Tapi investos sedang mengevaluasi kembali,” lanjutnya.

Sementara itu, kinerja ekspor Jepang secara tak terduga turun pada September, penurunan pertama dalam hampir dua tahun, akibat dampak bencana alam terhadap aktivitas perekonomian.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang yang dirilis hari ini, nilai ekspor negeri Sakura turun 1,2% pada September dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Raihan ini berbanding terbalik dengan proyeksi untuk kenaikan 2,1%.

Di sisi lain, harga energi yang lebih tinggi mendukung impor Jepang naik 7% bulan lalu, meskipun lebih rendah dari estimasi kenaikan sebesar 13,7%.

Adapun neraca perdagangan mencatat surplus sebesar 139,6 miliar yen (US$1,2 miliar), berlawanan dengan prediksi untuk defisit sebesar 45,1 miliar yen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper