Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak Ekspor 0% dan Permintaan India Kerek Harga CPO

Harga minyak kelapa sawit mentah naik karena ekspektasi bahwa India, sebagai pembeli utama, diperkirakan memacu pembeliannya menuju festival agama Hindu Diwali pada November mendatang.
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit mentah naik karena ekspektasi bahwa India, sebagai pembeli utama, diperkirakan memacu pembeliannya menuju festival agama Hindu Diwali pada November mendatang.

Konsumsi minyak kelapa sawit di India umumnya meningkat pada musim festival itu karena minyak nabati itu akan digunakan dalam pembuatan camilan dan makanan khas India seperti jelebi, gorengan manis, dan biryani.

Adapun, dari data Malaysian Palm Oil Board, Malaysia tetap belum mengubah kebijakan pajak ekspornya, yang tetap 0% untuk pengiriman November. Hal itu berhasil membuat harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Malaysia menduduki posisi 2,260 ringgit per ton.

Harga CPO pada Rabu (17/10) berada di posisi tersebut mengalami penguatan 16 poin atau 0,71% dari sesi perdagangan sebelumnya dan mencatatkan pelemahan harga sepanjang tahun sebesar 12,11%.

Pengelola penjualan institusional di Okachi Marcello Cultrera mengatakan bahwa kenaikan harga CPO kali ini disebabkan oleh kenaikan permintaan menuju festival Diwali dan karena India secara mengejutkan menaikkan harga patokan impor minyak kedelainya.

“Pajak ekspor 0% dan ekspektasi perlambatan pertumbuhan produksi pada Oktober juga membantu mendorong harga,” ujarnya, dilansir dari Bloomberg, Rabu (17/10/2018).

Harga minyak kedelai yang umumnya bergerak bersamaan dengan harga CPO juga menguat 0,11 poin atau 0,37% menjadi US$29,77 sen per pon dan mengalami penurunan harga 10,01% sepanjang 2018 berjalan.

Adapun, di bursa Dalian Commodity Exchange, harga CPO naik 0,4% menjadi 4.804 yuan per ton untuk pengiriman Januari dan minyak kedelai turun 0,1% menjadi 5.866 yuan per ton. Harga CPO terdiskon dengan harga bensi hingga sekitar US$173 per ton, naik dibandingkan dengan diskon US$28 per ton pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper