Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan Seputar Hilangnya Jamal Khashoggi Dongkrak Harga Minyak Mentah

Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak November ditutup menguat 0,6% atau 44 sen ke level US$71,78 per barel di New York Mercantile Exchange.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah menguat di tengah meningkatnya kemarahan internasional atas hilangnya wartawan yang menempatkan hubungan antara AS dan Arab Saudi di ujung tanduk.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak November ditutup menguat 0,6% atau 44 sen ke level US$71,78 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Desember menguat 35 sen ke posisi US$80,78 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$9,17 premium dibanding WTI untuk bulan yang sama.

DIlansir Bloomberg, harga minyak menguat karena AS dan Arab Saudi bersitegang seputar nasib wartawan Jamal Khashoggi yang hilang sejak mendatangi konsulat Saudi di Instanbul, Turki.

Penguatan harga minyak mereda dari lonjakan 1,9% pada awal sesi setelah Trump menyarankan "pembunuh" mungkin bertanggung jawab atas hilangnya Khashoggi, memutar balik perselisihan antara Washington dan Riyadh.

Setelah penutupan perdagangan reguler, CNN melaporkan bahwa Saudi bersiap-siap untuk mengumumkan Khashoggi meninggal dalam interogasi yang gagal yang dilakukan tanpa sanksi resmi.

"Pasar tenang ketika Presiden Trump mengatakan raja Saudi tidak ada hubungannya dengan jurnalis yang hilang," kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelum percakapan telepon Senin pagi dengan Raja Saudi Salman Bin Abdulaziz, Trump telah berjanji akan menjatuhkan "hukuman berat" seandainya kerajaan terbukti bertanggung jawab atas hilangnya Khashoggi di ibukota Turki.

Sebagai tanggapan, Saudi mengancam akan menggunakan kekuatan ekonomi mereka untuk membalas, yang akan melampaui kebijakan puluhan tahun mereka yang menempatkan kepentingan minyak mentah di atas politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper