Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terperosok ke Level Rp15.220/US$

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 23 poin atau 0,15% di level Rp15.220 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp15.210 – Rp15.2250 per dolar AS.
Pelanggan keluar dari gerai penukaran uang asing di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya
Pelanggan keluar dari gerai penukaran uang asing di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah kembali melemah pada akhir perdagangan awal pekan hari ini, Senin (15/10/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 23 poin atau 0,15% di level Rp15.220 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada level Rp15.210 – Rp15.2250 per dolar AS.

Mata uang Garuda sebelumnya dibuka  terdepresiasi 33 poin atau 0,22% di level Rp15.230 per dolar AS. Padahal, pada perdagangan Jumat (12/10/2018), rupiah mampu rebound dan berakhir terapresiasi 38 poin atau 0,25% di posisi Rp15.197 per dolar AS.

Bersama rupiah, beberapa mata uang di Asia juga melemah, dengan rupee India mencatat depresiasi terbesar sebesar 0,54%, disusul rupiah, kemudian peso Filipina yang melemah 0,08%.

Di sisi lain, mata uang yen Jepang dan baht Thailand menguat masing-masing 0,47% dan 0,23%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,179 poin atau 0,19% ke level 95,042 pada pukul 16.51 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan penguatan 0,128 poin atau 0,13% di level 95,349, setelah pada perdagangan Jumat (12/10) mampu rebound dan berakhir menguat 0,21% atau 0,204 poin di posisi 95,221.

Dilansir Reuters, dolar AS melemah di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan kecemasan investor tentang ekonomi global yang membuat mereka khawatir di awal pekan ini.

Pasar global melemah di pada kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan China-AS yang sedang berlangsung memukul ekonomi China, sementara ketegangan Arab Saudi dan AS meningkat setelah Saudi memperingatkan terhadap upaya penjatuhan hukuman menyusul hilangnya seorang wartawan.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor September 2018 mencapai US$14,83 miliar atau turun 6,58% dibandingkan bulan sebelumnya. 

Hal itu disampaikan dalam rilis data ekspor impor Indonesia sampai dengan September 2018 di Gedung BPS, Jakarta, pada hari ini.

Meski ada penurunan secara bulanan, tapi total ekspor periode Januari-September 2018 mengalami kenaikan 9,41% secara year-on-year (yoy) dari US$123,38 miliar menjadi US$134,99 miliar.

Selain ekspor, BPS mencatat impor September 2018 juga mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Total impor pada September senilai US$14,60 miliar atau turun sebesar 13,18% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun jika dibandingkan secara year on year, impor mengalami kenaikan 14,18% dari posisi tahun sebelumnya senilai US$12,79 miliar.

Adapun total impor dari Januari - September 2018 mencapai US$138,77 miliar  atau naik 23,33% dibandingkan dengan 2017 sebesar US$112,52 miliar.

Dengan begitu, neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 mencatat surplus sebesar US$230 juta atau lebih baik dibandingkan dengan Agustus 2018 lalu yang defisit US$1,02 miliar.

Kendati demikian, dihitung sejak awal 2018 (Januari-September), neraca perdagangan Indonesia masih defisit sebesar US$3,79 miliar dimana ekspor sebesar US$134,99 miliar atau lebih kecil dibandingkan dengan impor US$138,78 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper