Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat Seiring Positifnya Data Ekonomi China

Dolar AS mengalami peningkatan seiring dengan rebound di bursa global dan kuatnya angka ekspor China. Ini menunjukkan dampak perang dagang minim terhadap ekonomi China, sehingga mengurangi ketegangan pasar.
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang, di Jakarta, Selasa (2/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA — Dolar AS mengalami peningkatan seiring dengan rebound di bursa global dan kuatnya angka ekspor China. Ini menunjukkan dampak perang dagang minim terhadap ekonomi China, sehingga mengurangi ketegangan pasar.

Indeks dolar AS pada Jumat (12/10/2018) naik 0,204 atau 0,21% menjadi 95,221. Sepanjang 2018, sudah terjadi penguatan 3,36%.

Indeks dolar AS (DXY) merupakan perbandingan greenback terhadap enam mata uang utama dunia. Besar bobot masing-masing mata uang ditentukan oleh Federal Reserve berdasarkan pengaruhnya terhadap perdagangan AS.

Bobot yang paling besar terhadap DXY adalah mata uang Euro (EUR) sebesar 57,6%, disusul yen (JPY) 13,6%, poundsterling (GBP) 11,9%, dolar Kanada 9,1%, krona Swedia 4,2%, dan franc Swiss 3,6%.

Ekspor China pada September 2018 melonjak 14,5% secara year-on-year (yoy) dan menandai adanya surplus perdagangan dengan AS. Ini menunjukkan perang tarif yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump belum menggigit ekonomi Negeri Panda, sekaligus mengurangi kecemasan pasar.

“Pasar bernafas lega dengan angka perdagangan China meskipun perang dagang dengan AS mengkhawatirkan pelaku pasar,” tutur Dean Popplewell, vice president of market analysis Oanda, seperti dilansir Reuters, Sabtu (13/10).

Sementara itu, pelemahan yuan kemungkinan mengurangi sengatan dari bea masuk AS pada barang-barang buatan China senilai US$250 miliar, menurut para analis.

Pada Jumat (12/10), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada kepala bank sentral China bahwa masalah mata uang harus menjadi bagian dari pembicaraan perdagangan AS-China berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper