Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Anjlok, Harga Batu Bara Terus Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Desember 2018 ditutup melemah 1,24% atau 1,35 poin di level US$107,45 per metrik ton.
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melanjutkan reli pelemahan selama lima hari berturut-turut pada akhir perdagangan hari Kamis (11/10/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak teraktif Desember 2018 ditutup melemah 1,24% atau 1,35 poin di level US$107,45 per metrik ton.

Adapun pada perdagangan Rabu (10/10), harga batu bara kontrak Desember 2018 berakhir di zona merah dengan pelemahan 2,20% atau 2,45 poin di level US$108,80 per metrik ton.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak Januari 2019 juga ditutup di zona merah dengan pelemahan 1,47% atau 1,45 poin di level US$97,45 per metrik ton pada Kamis.

Sejalan dengan harga batu bara, harga minyak mentah mencatat penurunan terbesar dalam delapan pekan pada perdagangan Kamis saat sentimen penghindaran aset berisiko menjalar ke seluruh pasar global.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November ditutup anjlok sekitar 3% atau US$2,20 di level US$70,97 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendah sejak dalam lebih dari dua pekan. Total volume yang diperdagangkan sekitar 21% di atas rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Desember anjlok US$2,83 dan mengakhiri sesi di level US$80,26 per barel di ICE Futures Europe exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan lebih tinggi US$9,45 dibandingkan WTI untuk bulan yang sama.

Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kian tersungkur pada perdagangan Kamis di tengah tingginya volatilitas. Indeks S&P turun pada sesi perdagangan hari keenam berturut-turut, sedangkan Nasdaq mengakhiri sesi dengan penurunan sebesar 9,6% dari rekor level penutupan pada 29 Agustus.

Perusahaan-perusahaan AS semakin resah dengan dampak perang perdagangan yang sedang berlangsung. Masalah yang sama mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas ekspektasi pertumbuhan global.

Pada saat yang sama, jumlah stok minyak mentah domestik naik untuk pekan ketiga berturut-turut saat kilang-kilang menjalankan pemeliharaan musiman dan memroses lebih sedikit minyak, menurut data dari Energy Information Administration (EIA).

EIA melaporkan persediaan minyak mentah komersial domestik naik 5,99 juta barel pekan lalu, sedangkan utilisasi kilang turun ke level terendah sejak Maret.

“Volatilitas yang meningkat di pasar secara umum merembes ke energi, karena investor mengurangi aset berisiko,” kata Rob Thummel, managing director di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

“Ketika Anda memiliki pasar ekuitas yang bergejolak, perdagangan yang menghindari aset berisiko pun terjadi dan Anda melihat kenaikan [stok minyak] ketiga berturut-turut, pada umumnya itu bukan resep yang baik untuk harga minyak mentah.”

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Desember 2018 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

11 Oktober

107,45

(-1,24%)

10 Oktober

108,80

(-2,20%)

9 Oktober

111,25

(-2,46%)

8 Oktober

114,05

(-0,65%)

5 Oktober

114,80

(-0,52%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper