Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Kian Tersungkur di Tengah Volatilitas

Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kian tersungkur pada akhir perdagangan Kamis (11/10/2018), di tengah kekhawatiran investor atas memanasnya perang dagang antara AS dan China berikut risiko dari kenaikan suku bunga.
Bursa AS
Bursa AS

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kian tersungkur pada akhir perdagangan Kamis (11/10/2018), di tengah kekhawatiran investor atas memanasnya perang dagang antara AS dan China berikut risiko dari kenaikan suku bunga.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup anjlok 2,13% atau 545,91 poin di level 25.052,83, indeks S&P 500 merosot 2,06% atau 57,31 poin di 2.728,37, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir melemah 1,25% atau 92,99 poin di level 7.329,06.

Indeks S&P turun pada sesi perdagangan hari keenam berturut-turut, setelah anjlok sekitar 3% pada Rabu (10/10). Adapun Nasdaq mengakhiri sesi dengan penurunan sebesar 9,6% dari rekor level penutupan tertinggi yang dibukukan pada 29 Agustus.

Investor mengkhawatirkan pasar ekuitas akan mengalami kesulitan untuk pulih karena sentimen mengenai kenaikan suku bunga bertumpukan dengan ketidakpastian tentang berapa banyak pertumbuhan laba korporasi akan dirugikan oleh perang dagang AS dengan China.

“Pelaku pasar khawatir bahwa akan lebih sulit untuk pulih jika kita melihat siklus teratas dalam laporan keuangan dengan dua tekanan yang tidak akan pergi,” kata Michael O’Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading, Connecticut, seperti dikutip Reuters.

Setelah mencapai level tertinggi intraday di 28,84, indeks Volatilitas CBOE mengakhiri sesi dengan kenaikan hingga 2 poin di 24,98, level penutupan tertinggi sejak 12 Februari

."Anda akan melihat banyak gejolak pada pekan depan atau bahkan lebih,” kata Dennis Dick, seorang pedagang di Bright Trading Llc.

Seluruh 11 sektor utama pada S&P mengakhiri pergerakannya di zona merah dengan hanya sektor jasa komunikasi yang mencatat penurunan kurang dari 1%.

Sektor energi, tertekan oleh penurunan harga minyak, mengalami penurunan terbesar, sedangkan perusahaan asuransi berada di antara penurunan terbesar pada sektor keuangan sehari setelah Badai Michael menghantam Florida.

Sektor energi turun 3,1% setelah harga minyak mencapai posisi terendah dalam dua pekan menyusul laporan industri yang menunjukkan kenaikan lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah AS.

Sektor keuangan turun 2,9%, terbebani oleh penurunan sebesar 2,7% dalam saham bank sehari sebelum tiga bank terbesar merilis laporan kuartalan.

Wall Street memperkirakan perusahaan-perusahaan pada S&P 500 melaporkan pertumbuhan laba kuartal ketiga sebesar 21,3% menurut data I/B/E/S dari Refinitiv.

Sementara itu, sektor teknologi, pecundang terbesar dalam aksi jual pada Rabu, ditutup turun 1,3% pada Kamis.

Sebagian pergerakan bursa saham pada awal sesi mendapat dukungan dari data AS yang menunjukkan kenaikan harga konsumen yang lebih kecil dari perkiraan. Ini membantu mengurangi kekhawatiran meningkatnya tekanan inflasi.

Data tersebut juga membantu mendorong imbal hasil obligasi AS ke level terendah dalam satu pekan.

Namun investor masih menghadapi lautan kekhawatiran, termasuk ketidakpastian menjelang pemilihan Kongres AS pada 6 November, dan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve AS pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper