Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Merosot, Indeks Dolar AS Melemah

Dolar Amerika Serikat melemah terhadap sejumlah mata uang pada hari Kamis (11/10/2018) setelah investor yang khawatir mendorong saham AS mencatat kinerja terburuknya dalam hampir delapan bulan terakhir kemarin.
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat melemah terhadap sejumlah mata uang pada hari Kamis (11/10/2018) setelah investor yang khawatir mendorong saham AS mencatat kinerja terburuknya dalam hampir delapan bulan terakhir kemarin.

Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama global pagi ini terpantau melemah 0,1% atau 0,092 poin ke level 95,403 pada pukul 08.09 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka melemah 0,09% atau 0,087 poin di posisi 95,421, setelah pada perdagangan Rabu (10/10) berakhir di zona merah dengan pelemahan 0,17% atau 0,160 poin di posisi 95,508.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup terjerembap 3,15% atau 831,83 poin di level 25.598,74, indeks S&P 500 anjlok 3,29% atau 94,66 poin di 2.785,68, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir tersungkur 4,08% atau 315,97 poin di level 7.422,05.

Dilansir Reuters, pelemahan indeks dolar AS juga didorong oleh yenyang menguat 112,25 terhadap dolar AS, level tertinggi bulan ini, di tengah peringatan dari IMF atas pertumbuhan global dan stabilitas keuangan.

Tekad nyata Bank Sentral AS, Federal Reserve, untuk menaikkan suku bunga selama 12 bulan ke depan telah mendorong hasil imbal hasil Treasury AS, yang telah didukung oleh data ekonomi yang baik.

"Kami mengharapkan kenaikan inflasi untuk menjaga frekuensi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak satu kali per kuartal hingga pertengahan 2019," ungkap Capital Economics mengatakan dalam sebuah catatan, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun melemah dari level tertinggi tujuh tahun di level 3,261% pada Selasa menjadi 3,1667%.

Sementara itu, nilai tukar euro menguat 0,16% menjadi US$1,1536 pada hari Kamis setelah mencapai level terendah US$1,1477 pada sesi sebelumnya.

Perunding Brexit dari Uni Eropa, Michel Barnier, mengatakan pada hari Rabu bahwa para pihak telah menyetujui banyak dari perjanjian menjelang KTT 28 pemimpin nasional zona euro pekan depan.

Tetapi kenaikan euro kemungkinan akan terbatas di tengah kekhawatiran pasar mengenai keberlanjutan masalah di Italia, meskipun Menteri Ekonomi Giovanni Tria menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan segala daya untuk mendapatkan kembali kepercayaan pasar keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper