Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Green Sukuk, Instrumen Investasi Pembangunan Berkelanjutan

Tema lingkungan hidup ikut menjadi pembahasan penting dalam Pertemuan Tahunan IMF -WBG di Bali.
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi Sukuk Negara Ritel./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Tema lingkungan hidup ikut menjadi pembahasan penting dalam Pertemuan Tahunan IMF -WBG di Bali.

Salah satu yang menjadi pembahasan terkait hal ini adalah pembiayaan kegiatan penanggulangan perubahan iklim dengan menggunakan instrumen baru yang disebut Green Sukuk.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Green Sukuk adalah instrumen pembiayaan sangat penting bagi kelestarian lingkungan hidup.

"Sekecil apapun langkah yang dapat saya lakukan untuk menjaga lingkungan ini maka saya akan lakukan," tegas Menteri Keuangan dalam keterangan resminya, Selasa (09/10/2018).

Sri Mulyani tampil bersama Wakil Presiden World Bank Treasury, Arunma Oteh. Seminar ini membahas bagaimana pemerintah bersama-sama dengan pihak swasta di seluruh dunia harus bersama-sama menjaga lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Tantangan kita adalah bagaimana agar pembangunan selaras dengan upaya pelestarian lingkungan” lanjut Sri Mulyani.

Menurutnya, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan, pemerintah perlu engharmonisasi kebijakan untuk mendorong langkah itu.

Karenanya, Kemenkeu mengeluarkan instrumen investasi baru untuk pembiayaan berkelanjutan, yaitu Green Sukuk.

Indonesia tercatat sebagai pionir dalam penerbitan obligasi hijau di kawasan Asia Tenggara melalui penerbitan Green Sukuk senilai US$1,25 miliar pada bulan Maret 2018.

Transaksi ini merupakan penerbitan Green Sukuk pertama kalinya di dunia yang dilakukan oleh
negara (the world’s first sovereign green sukuk).

Selain semakin memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global, penerbitan Green Sukuk ini juga merupakan manifestasi komitmen Indonesia pada Paris Agreement yang diratifikasi pada tahun 2016 dalam rangka mendorong Indonesia menjadi negara yang lebih rendah karbon dan tahan atas perubahan iklim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper