Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gempa Palu, Crushing Plant Wijaya Karya Beton (WTON) Setop Operasi

PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menyetop operasional fasilitas penghancur batuan (crushing plant) di Donggala, Sulawesi Tengah, akibat bencana gempa dan tsunami. Setelah situasi normal, perseroan siap kembali menjalankan proyek tersebut.
Alat berat milik PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) diperbantukan untuk penanganan pasca bencana gempa di Palu dan Donggala. Alat excavator breaker ini berfungsi menghancurkan beton./IST
Alat berat milik PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) diperbantukan untuk penanganan pasca bencana gempa di Palu dan Donggala. Alat excavator breaker ini berfungsi menghancurkan beton./IST

Bisnis.com, JAKARTA—PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menyetop operasional fasilitas penghancur batuan (crushing plant) di Donggala, Sulawesi Tengah, akibat bencana gempa dan tsunami. Setelah situasi normal, perseroan siap kembali menjalankan proyek tersebut.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Yuherni Sisdwi menuturkan, sampai saat ini perseroan belum memfungsikan fasilitas crushing plant. Sekitar 2-3 jam setelah gempa pada Jumat (28/9/2018) malam, manajemen memutuskan mengevakuasi seluruh karyawan di sana tanpa terkecuali.

Saat kejadian tsunami, Wika Beton hanya mengalami kerugian sedikit. Persediaan batu split sebanyak 7.000 meter kubik yang siap dikirim untuk Proyek Tol Balikpapan—Samarinda tersapu habis oleh air laut.

“Alhamdulillah, peralatan produksi tidak ada yang tersapu. Termasuk alat berat berupa excavator dan excavator breaker yang ada di atas bukit,” ujarnya saat dihubungi.

Namun demikian, untuk mengoperasikan peralatan produksi dibutuhkan aliran listrik dan pasokan BBM. Saat ini situasi belum berjalan normal sehingga produksi masih disetop.

Padahal batu split yang dihasilkan akan digunakan untuk proyek Tol Balikpapan—Samarinda. Oleh karena itu, WTON akan memenuhi kebutuhan komponen tersebut dari pabrik yang di Lampung Selatan atau Jawa Barat.

“Lagi diperhitungkan mana yang lebih efisien terhadap keseluruhan biayanya. Konsekuensinya memang ongkos angkut untuk pengadaan material sedikit lebih mahal dibandingkan bila disuplai dari Donggala,” tuturnya.

Kapasitas crushing plant di Donggala ialah 284 ton per jam (TPH), dengan estimasi produksi batu split 17.040 ton per minggu. Menurut Yuherni, jika pasokan BBM dan listrik lancar, serta alat berat perusahaan tidak diperbantukan lagi untuk penanganan gempa, WTON siap memulai kembali operasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper