Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Abaikan Langkah Bank Sentral, Bursa Saham China Anjlok

Pasar saham China anjlok pada perdagangan hari ini, Senin (8/10/2018), setelah aktivitas perdagangan dimulai kembali pascalibur panjang.
Bursa China/Reuters
Bursa China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham China anjlok pada perdagangan hari ini, Senin (8/10/2018), setelah aktivitas perdagangan dimulai kembali pascalibur panjang.

Padahal, pemerintah Tiongkok baru saja melancarkan langkah untuk memacu lebih banyak pinjaman pada saat meningkatnya kekhawatiran atas dampak ekonomi dari perang perdagangan Negeri Panda dengan Amerika Serikat (AS) akan semakin mendalam.

Indeks Shanghai Composite ditutup anjlok 3,72% atau 104,84 poin di level 2.716,51, setelah dibuka melorot 1,88% atau 53,14 poin di posisi 2.768,21 pagi tadi.

Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip juga berakhir anjlok 4,30% atau 147,97 poin di level 3.290,90, setelah dibuka merosot 2,25% atau 77,31 poin di level 3.361,56 pagi tadi.

Sepanjang pekan lalu, mulai dari 1-5 Oktober, aktivitas perdagangan pada dua indeks saham utama China tersebut ditiadakan karena libur nasional.

Sementara itu, spot yuan berada di jalur untuk level penutupan terlemah dalam tujuh pekan terhadap dolar AS, saat ekspektasi langkah-langkah pelonggaran lebih lanjut oleh pemerintah China, ditambah lonjakan imbal hasil obligasi AS, memberikan tekanan pada mata uang China tersebut.

Dilansir Reuters, pemerintah China telah meningkatkan dukungan likuiditas di seluruh keuangan dalam beberapa bulan terakhir saat upaya para pembuat kebijakan untuk meredakan kekhawatiran arus keluar modal serta menenangkan keresahan pasar akibat meningkatnya perang perdagangan dengan AS dapat menghadapi pukulan terhadap ekonomi yang lebih luas.

Bank Sentral China atau People’s Bank of China (PBOC) memutuskan untuk memangkas jumlah uang yang harus dicadangkan bank demi mendukung ekonomi Tiongkok.

Rasio cadangan wajib (RRR), yang saat ini 15,5% untuk pemberi pinjaman komersial besar dan 13,5% untuk bank yang lebih kecil, akan dipangkas sebesar 100 basis point efektif mulai 15 Oktober, terang PBOC dalam pernyataannya pada Minggu (7/10).

PBOC memangkas cadangan wajib bank untuk keempat kalinya tahun ini sebagai bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan di tengah memanasnya perang perdagangan dengan AS.

Pasalnya, Negeri Panda dihadapkan dengan kebutuhan yang lebih mendesak untuk mendukung ekonomi domestik, bahkan jika hal itu dapat meningkatkan tekanan pada mata uangnya.

“Pemangkasan RRR tidak cukup untuk melawan dampak perang dagang. Perekonomian sangat lemah, dan saya melihat semakin banyak perusahaan yang menempatkan aset mereka untuk dijual karena pesimisme,” ujar David Dai, general manager Shanghai Wisdom Investment Co Ltd.

“Dan kejatuhan hari ini tidak mengejutkan setelah kinerja yang lemah di pasar eksternal selama liburan.”

Sejalan dengan bursa China, indeks Hang Seng Hong Kong juga tertekan dan berakhir melorot 1,39% atau 370 poin di level 26.202,57 pada perdagangan hari ini. Pekan lalu, indeks Hang Seng anjlok 4,4% di tengah kekhawatiran investor tentang meningkatnya tensi perdagangan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper