Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Perkebunan Tunas Baru Lampung (TBLA) Pacu Bisnis Biodiesel

Emiten perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) memacu penjualan biodiesel sejumlah 96.000 kilo liter sampai akhir 2018 dengan estimasi nilai Rp700,8 miliar.
Kebijakan bauran biodiesel 20% atau B20./Bisnis-Radityo Eko
Kebijakan bauran biodiesel 20% atau B20./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) memacu penjualan biodiesel sejumlah 96.000 kilo liter sampai akhir 2018 dengan estimasi nilai Rp700,8 miliar.

Corporate Secretary Tunas Baru Lampung Hardy menyampaikan, pada kuartal IV/2018 perseroan mendapat kuota penjualan biodiesel sekitar 48.000 kilo liter. Dengan demikian, TBLA dapat memacu penjualan biodiesel sejumlah 96.000 kilo liter sampai akhir tahun ini.

"Kira-kira penjualan total sampai akhir tahun mencapai 96.000 kilo liter," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (7/10/2018).

Menurut Hardy, dengan perhitungan harga biodiesel per liter ialah Rp7.300, TBLA dapat membukukan penjualan biodiesel sejumlah Rp700,8 miliar pada 2018. Per Juni 2018, penjualan biodiesel berkontribusi 9% dari total pendapatan Rp4 triliun atau sekitar Rp360 miliar.

Dengan adanya dorongan kebijakan B20 oleh pemerintah, manajemen TBLA tentunya dapat berharap terhadap pertumbuhan industri sawit dan juga biodiesel. Dengan demikian, omzet perseroan dapat semakin meningkat.

Keberadaan biodiesel juga membuat perseroan memiliki sejumlah pilihan dalam mengolah minyak kelapa sawit atau CPO. Ketika harga CPO melesu, TBLA dapat meningkatkan penjualan dalam bentuk biodiesel dan minyak goreng, sehingga marjin pendapatan meningkat.

Saat ini, perseroan baru memiliki 1 pabrik biodiesel di Lampung dengan kapasitas produksi 300.000 ton per tahun. Utilisasinya baru mencapai 40% karena menyesuaikan dengan volume permintaan sehingga produksi diestimasi sejumlah 120.000 ton.

Hardy menambahkan, untuk mendukung ekspansi produk hilir, perusahaan akan mengoperasikan pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 45 ton per jam di Pontianak, Kalimantan Barat, pada kuatal IV/2018. Sebelumnya, perusahaan mengandalkan 6 PKS dengan kapasitas pengolahan tandan buah segar (TBS) sebesar 345 ton per jam, atau 1,73 juta ton per tahun.

Analis Sinarmas Sekuritas Anthony Angkawijaya dalam risetnya Jumat (5/10) menuliskan, TBLA mendapatkan manfaat besar dari kebijakan B20. Pasalnya, entitas Grup Sungai Budi ini menjadi emiten selain PT SMART Tbk. (SMAR) yang sudah ekspansi ke bisnis biodiesel.

Dalam keputusan Kementerian ESDM, TBLA mendapat alokasi penjualan biodiesel sejumlah 32.314 kilo liter ke PT Pertamina, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), dan PT Pelumas Exxonmobil Indonesia pada September—Desember 2018.

"TBLA mendapat manfaat besar dari kebijakan B20, yang kemudian diperluas ke sektor non PSO untuk mengurangi impor bahan bakar fosil," paparnya.

Sentimen positif lain yang menaungi bisnis biodiesel TBLA ialah terjadinya ekspor perdana bahan bakar ramah lingkungan ini ke China sejumlah 20.000 ton. Penjualan biodisel ke China, serta ke Pertamina, AKRA, dan Pelumas Exxon dapat menambah pendapatan perusahaan sekitar Rp430 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper