Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Humpuss Intermoda (HITS) Kerek Target Pendapatan

Emiten pelayaran pengangkut migas PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. memprediksi pendapatan perseroan pada tahun ini dapat mencapai 15%—20% dengan keterlibatan perseroan pada sejumlah proyek dan penambahan empat kapal baru.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran pengangkut migas PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. memprediksi pendapatan perseroan pada tahun ini dapat mencapai 15%—20% dengan keterlibatan perseroan pada sejumlah proyek dan penambahan empat kapal baru.

Target tersebut lebih tinggi dari target awal perseroan yang mematok kenaikan topline pada kisaran 10%—12%. Perseroan sempat mematok target konservatif mengingat investasi sektor migas masih stagnan dan tahun politik yang sedang berlangsung.

Komisaris Utama Humpuss Intermoda Transportasi Theo Lekatompessy menyampaikan belanja kapal pada tahun ini telah sesuai rencana, di mana perseroan akan merampungkan pembelian kapal terakhir pada sisa tahun ini.

“Yang terakhir yang pengangkut chemical akan masuk pada kuartal IV/2018. Secara nilai, saya belum dapat pastikan namun jumlahnya mungkin lebih rendah dari yng kami alokasikan awal sebesar US$63,8 juta karena kami mendapatkan kapal dengan harga lebih murah,” ungkap Theo di Jakarta akhir pekan lalu.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Mei 2018, perseroan menyebut akan mengalokasikan belanja modal (capex) yang akan berasal dari pinjaman perbankan sebesar US$50 juta, sedangkan sisanya akan berasal dari kas internal.

Dari dana belanja modal tersebut, perseroan berencana melakukan pembelian masing-masing satu unit kapal pengangkut LNG, minyak, LPG, dan kapal kebutuhan dredging.

Pada kuartal I/2018, perseroan membelanjakan US$11 juta untuk kapal pengangkut minyak, pada kuartal II/2018 perseroan tidak memiliki jadwal pemasukan kapal. Pada kuartal III/2018, perseroan memasukkan sisa kapal yang telah dipesankan, sedangkan kapal terakhir yaitu pengangkut barang kimia akan masuk pada kuartal IV/2018.

Theo menyampaikan kondisi pada tahun ini sebetulnya belum begitu baik, mengingat sepanjang tahun berjalan (ytd) tidak ada tender dari sektor migas sehingga penambahan pendapatan perseroan dari kontrak migas tidak bertambah.

“Mau tidak mau kami harus mencari pasar lain, seperti menjajaki pasar di development countries, terutama di negara-negara tetangga. Mulai realisasinya mungkin pada akhir tahun depan,” ujar Theo.

Perseroan juga menjajaki pasar-pasar lain yang dapat menjadi ceruk pendapatan seperti kapal pengakut komoditas, dan kapal yang dapat digunakan untuk mengangkut fame sebagai dampak dari kebijakan bauran 20% minyak kelapa sawit pada bahan bakar (B20).

Pada semester I/2018, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar US$36,44 juta, meningkat 4,6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yaitu US$34,82 juta. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$6,6 juta, melonjak 119,3% dibandingkan semester I/2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper