Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Minyak Mentah Dorong Perdagangan CPO

Harga minyak kelapa sawit kembali menghijau menyentuh titik tertinggi selama dua pekan, terdorong oleh kenaikan harga minyak mentah.
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman
Kelapa sawit./Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit kembali menghijau menyentuh titik tertinggi selama dua pekan, terdorong oleh kenaikan harga minyak mentah.

Kenaikan tipis harga minyak kedelai pada perdagangan Rabu (3/10) juga menambah dukungan bagi minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Akan tetapi, kenaikan itu akan tertahan karena jumlah cadangan CPO di Malaysia sebagai produsen terbesar ke dua di dunia masih tinggi.

Pada perdagangan Kamis (4/10), harga CPO di Bursa Malaysia Derivatif (MDE) menguat 17 poin atau 0,77% menjadi 2.216 ringgit per ton, melanjutkan kenaikan 1,8% pada sesi perdagangan hari sebelumnya. Adapun, sepanjang 2018 harga CPO mencatatkan penurunan 12,40%.

Trader Senior di Interband Group of Companies Jim Teh mengatakan bahwa jika bukan dengan penguatan harga minyak mentah, harga CPO kemungkinan malah akan turun ke 2.000 ringgit per ton.

“Kenaikan harga minyak mentah memberi dorongan bagi kenaikan harga CPO karena dengan harga minyak mentah yang tinggi, pengolah minyak akan cenderung menggunakan CPO untuk membuat bahan bakar biodiesel,” paparnya, dilansir dari Reuters, Kamis (4/10/2018).

Harga minyak mentah sempat menyentuh lebih dari US$85 per barel, mendekati titik tertingginya selama 4 tahun pada sepekan terakhir, terdorong oleh sanksi dari AS kepada Iran yang diperkirakan dapat menyusutkan pasokan dan menahan kemampian Arab Saudi untuk memompa lebih banyak lagi.

Meskipun menguat, harga CPO diperkirakan bisa kembali bearish karena jumlah cadangannya yang masih cukup melimpah menyebabkan kenaikan harganya tertahan.

Data resmi dari Industri CPO Malaysia menujukkan bahwa cadangan CPO Malaysia naik ke level tertinggi selama tujuh bulan ke 2,49 juta ton pada Agustus.

“Cadangan minyak Malaysia akan mencapai puncaknya pada 3 – 3,3 juta ton hingga akhir tahun, ditambah dengan cadangan dari Indonesia diperkirakan akan mencapai 5 juta ton dan akan terus naik,” ungkap Dorab Mistry, analis Industri CPO Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper