Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Pasokan AS Tak Sanggup Tekan Harga Minyak Dunia

Harga minyak mentah dunia mendekati titik tertinggi dalam 4 tahun terakhir.  Pasalnya, pasar mengkhawatirkan potensi penyusutan pasokan dari Iran dan Venezuela sehingga ekspektasi kenaikan cadangan minyak AS diabaikan.
Harga minyak naik./Ilustrasi
Harga minyak naik./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak mentah dunia mendekati titik tertinggi dalam 4 tahun terakhir.  Pasalnya, pasar mengkhawatirkan potensi penyusutan pasokan dari Iran dan Venezuela sehingga ekspektasi kenaikan cadangan minyak AS diabaikan.

Kepala ahli strategi pasar Asia Pasifik di CMC Markets Michael McCarthy mengatakan bahwa harga minyak mentah masih dalam tren kenaikan.

Pada perdagangan Rabu (3/10), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 0,16 poin atau 0,21% menjadi US$75,39 per barel. Adapun, minyak Brent sempat turun kembali menghijau 0,20 poin atau 0,24% menjadi US$85 per barel dan sempat turun sedikit ke US$84,80 per barel.

Kehilangan pasokan minyak mentah dari Iran dan lanjutan penurunan pasokan minyak di Venezuela masih menjadi momok bagi pasar. Alhasil, kondisi itu mendorong volatilitas dan mendorong harga minyak ke titik tertinggi sejak 2014.

Sementara itu, outlook pengetatan pasokan minyak mentah di pasar masih melampaui adanya prediksi bahwa pasokan minyak AS akan mengalami kenaikan mingguan dua kali berturut-turut.

Sejauh ini, harga minyak telah mengalami kenaikan hampir 20% selama 2018 berjalan yang terdorong oleh  kekhawatiran pada kebijakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk menaikkan produksi yang tidak akan mampu melampaui penurunan produksi dari Iran setelah sanksi dari AS.

Ekspor di Persian Gulf juga tercatat berkurang lebih dari yang diperkirakan karea Korea Selatam, Jepang, dan India sudah menimbun pasokan minyaknya sebelum sanksi berlaku pada 4 November mendatang.

Terkait dengan kenaikan pasokan minyak di AS, McCarthy mengatakan bahwa penyusutan pasokan menjadi fokus yang lebih utama para pelaku pasar meskipun ada kenaikan. Harga minyak diperkirakan justru akan terus naik.

Di sisi lain, ketika OPEC berupaya untuk mengisi kesenjangan karena surutnya pasokan dari Iran dan Venezuela, diskusi antara Arab Saudi dan Kuwait untuk kembali membuka dua ladang minyak di zona netral kembali gagal.

Padahal, apabila dua ladang minyak itu kembali dibuka maka bisa menyumbang tambahan pasokan minyak hingga 500.000 barel per hari. Saat ini seluruh produsen OPEC sudah kembali memompa mendekati kapasitas penuh.

Adapun, di AS, cadangan minyak diperkirakan mengalami kenaikan hingga 1,5 juta barel pada pekan lalu. Sementara itu, data American Petroleum Institute (API) melaporkan, kenaikan cadangan minyak AS hanya akan mencapai 907.000 barel pada pekan lalu.

Data API juga menunjukkan adanya kenaikan cadangan minyak di pusat penyimpanan minyak di Cushing, Oklahoma, AS hingga lebih dari 2 juta barel. Jumlah tersebut dapat menjadi kenaikan terbesar sejak Maret jika dikonfirmasi oleh Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (3/10) malam waktu AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper