Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Utang, Ini Strategi Energi Mega Persada (ENRG)

PT Energi Mega Persada Tbk. menyiapkan sejumlah strategi untuk merestrukturisasi utang dan mengerek kinerja keuangan perseroan tahun ini.
Salah satu lokasi aktivitas bisnis PT Energi Mega Persada Tbk/Energi-mp.com
Salah satu lokasi aktivitas bisnis PT Energi Mega Persada Tbk/Energi-mp.com

Bisnis.com, JAKARTA— PT Energi Mega Persada Tbk. menyiapkan sejumlah strategi untuk merestrukturisasi utang dan mengerek kinerja keuangan perseroan tahun ini.

VP Investor Relations & Corporate Communications Energi Mega Persada Herwin W. Hidayat mengatakan total utang kepada pihak ketiga perseroan terus mengalami penurunan dari 2013—2018. Sebagai contoh, emiten berkode saham ENRG itu memiliki utang US$700 juta pada 2013.

Jumlah tersebut, sambungnya, berangsur turun hingga kuartal I/2018. Menurutnya, utang yang dimiliki ENRG US$260 juta per 31 Maret 2018.

“Posisi tersebut tidak jauh berbeda dengan Juni 2018. Sepanjang pengetahuan kami tidak ada penambahan utang baru,” ujarnya di Jakarta, Rabu (26/9/2018).

Dia menjelaskan bahwa capaian tersebut merupakan hasil upaya restrukturisasi yang dilakukan oleh perseroan. Ke depan, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi.

Salah satu contoh yakni dengan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) III dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Rencana aksi korporasi tersebut telah mendapatkan restu rapat umum pemegang saham luar biasar (RUPSLB) yang berlangsung, Rabu (26/9/2018).

Herwin mengungkapkan ENRG berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 15 miliar saham baru dan maksimum 3,5 miliar saham hasil eksekusi waran yang menyertai HMETD.

“Kalau PUT sukses sebagian dananya akan dipakai untuk akuisisi, pembayaran pinjaman, serta pengembangan dan eksplorasi sumber baru,” jelasnya.

Selain mengincar dana lewat rights issue,dia menyebut tidak menutup kemungkinan perseroan akan melakukan refinancing. Artinya, ENRG akan mengganti utang berbunga tinggi dengan yang berbunga lebih rendah.

Herwin mengatakan saat ini masih melakukan penjajakan dengan 2—3 calon kreditur baru. Ditargetkan proses tersebut dapat rampung sebelum akhir 2018.

“Ada 2—3 kreditur yang sedang due dilligence untuk pinjaman dengan bunga lebih murah,” imbuhnya.

//PRODUKSI TURUN//

Herwin mengatakan terjadi penurunan produksi perseroan pada sejak 2017. Kondisi itu sejalan dengan keputusan perusahaan untuk melepas kepemilkan di Offshore North West Java (ONWJ).

Secara detail, jumlah produksi minyak mencapai 8.600 barel per hari sepanjang 2016. Jumlah tersebut merosot menjadi 1.700 barel per hari pada tahun lalu.

Sementara itu, produksi gas juga mengalami penurunan karena pelepasan kepemilikan di ONWJ. Total yang dihasilkan 200 juta kaki kubik per hari pada 2016 turun menjadi 156 juta kaki kubik per hari pada 2017.

“Semester I/2018 semestinya tidak berbeda jauh karena kami lihat rata-rata harian. Aset ONWJ kontribusinya sangat signifikan hampir 80% terhadap produksi minyak dan 15% terhadap produksi gas,” jelasnya.

Seperti diketahui, ENRG mengantongi pendapatan US$66,72 juta pada kuartal I/2018. Pencapain itu turun dari US$90,32 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun, laba bersih yang dikantongi perseroan US$1,06 juta per 31 Maret 2018. Posisi itu melorot dari US$53,29 juta per 31 Maret 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper