Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Produksi Mendorong Saham Astra Agro Lestari (AALI)

Produksi minyak kelapa sawit atau CPO PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) berpotensi menanjak pada semester II/2018. Sejauh mana sentiment ini mendorong kinerja keuangan dan sahamnya?
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi minyak kelapa sawit atau CPO PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) berpotensi menanjak pada semester II/2018. Sejauh mana sentiment ini mendorong kinerja keuangan dan sahamnya?

Analis PT Panin Sekuritas Tbk. Cheria Widjaja menyampaikan, volume produksi CPO AALI berpotensi tumbuh pada semester II/2018 karena faktor musiman dari cuaca. Namun, marjin perseroan diperkirakan akan tertekan karena melesunya harga.

“Marjin perseroan juga tertekan peningkatan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari pihak ketiga, karena usia tanaman inti yang tua,” paparnya dalam riset, dikutip Rabu (26/9/2018).

Sekitar 41,3% profil perkebunan inti sudah di atas 20 tahun. Faktor ini dapat menghambat pertumbuhan produksi AALI ke depannya.

Namun demikian, dalam 7 bulan pertama 2018, perseroan mengantongi penjualan Rp10,49 triliun, naik 6,6% year on year (yoy). Adapun, penjualan pada Juli 2018 sendiri sejumlah Rp1,47 triliun, naik 13,8% yoy.

Kinerja AALI per Juli 2018 melampaui estimasi PANS dan konsensus analis. Walaupun harga jual Januari—Juli 2018 turun 6,8% yoy menjadi Rp7.863 per kg, pendapatan perseroan masih tetap kokoh.

Proyeksi keuangan perseroan juga membaik seiring dengan aksi penanaman kembali (replanting). Per Juli 2018, luasan replanting mencapai 1.509 hektare (ha), naik signifikan dibandingkan 7 bulan pertama 2017 sebesar 628 ha.

Sampai akhir 2018, manajemen AALI menargetkan replanting perkebunan inti mencapai 5.000 ha, naik dari 2018 seluas 3.230 ha. Hal tersebut dapat mendukung kenaikan produksi TBS ke depannya. Entitas Grup Astra ini juga membantu replanting kebun plasma sebesar 3.000 ha pada 2018.

Pada 2018, Cheria memprediksi AALI akan membukukan pendapatan Rp16 triliun dan laba bersih Rp1,9 triliun. Nilai ini merosot dibandingkan 2017, dimana pendapatan mencapai Rp17,31 triliun dan laba bersih Rp2,01 triliun.

Dia pun merekomendasikan hold terhadap saham AALI dengan target harga Rp13.900. Nilai itu mencerminkan Price to Earning Ratio (PER) 13,1 kali.

Pada penutupan perdagangan Rabu (26/9/2018), saham AALI naik 200 poin aau 1,67% menjadi Rp12.200. Harga meningkat 6,09% sepanjang 3 bulan terakhir, tetapi masih melesu 7,22% secara year to date (ytd). PER AALI saat ini menjadi 14,97 kali, dengan kapitalisasi pasar sejumlah Rp23,48 triliun. 

Analis RHB Sekuritas Hoe Lee Leng menyampaikan, prospek saham emiten perkebunan belum akan terlalu baik. Saham AALI mendapat rekomendasi netral dengan target harga Rp14.200.

“Rekomendasi netral menggambarkan harga saham kemungkinan bergerak naik atau turun 10% dari target,” paparnya.

Sementara itu, selain PANS dan RHB, ada 7 sekuritas yang memperbarui pandangan terhadap AALI pada September 2018. Sejumlah 4 analis merekomendasikan beli dengan target harga di kisaran Rp15.000—Rp17.000. Adapun, 3 analis lainnya merekomendasikan hold atau netral terhadap saham AALI dengan target di kisaran Rp11.000—Rp14.200. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper