Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berbalik Menguat di Awal Perdagangan, Ini Faktor-Faktor Pendorongnya

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka dengan pelemahan 0,12% atau 7,06 poin ke level 5.875,16, dan berbalik menguat 0,13% atau 7,55 poin ke level 5.889,77 pada pukul 9.20 WIB.
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (25/9/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka dengan pelemahan 0,12% atau 7,06 poin ke level 5.875,16, dan berbalik menguat 0,13% atau 7,55 poin ke level 5.889,77 pada pukul 9.20 WIB.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada level 5.875,03 – 5.895,02. Adapun pada perdagangan Senin (24/9), ditutup melemah 1,27% atau 75,52 poin di level 5.882,22.

Sebanyak 118 saham menguat, 76 saham melemah, dan 408 saham stagnan dari 602 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Lima dari sembilan indeks sektoral IHSG pagi ini bergerak di zona hijau dengan dorongan terbesar dari sektor aneka industri yang menguat 0,6%, disusul sektor infrastruktur yang menguat 0,47%.

Di sisi lain, empat sektor melemah dan menahan penguatan IHSG lebih lanjut, dipimpin sektor industri dasar dengan pelemahan 0,19%.

Meskipun kemarin IHSG melemah, Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan, secara teknikal IHSG hari ini menguat dengan support dan resistance di level 5.853-5.935.

 Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa para pelaku pasar dan investor global juga masih akan terfokus kepada FOMC pekan ini yang di mana juga akan melaporkan perkiraan ekonomi dan laju kenaikan tingkat suku bunga hingga 2021. 

Hal ini penting karena akan menjadi tolok ukur seberapa cepat The Fed akan kembali menaikkan tingkat suku bunga selepas dari 2018 nanti. 

Kembali ke dalam negeri, di tengah situasi dan kondisi yang tengah memanas akan tahun politik, Menteri Keuangan Sri Mulyani yakin tingkat pertumbuhan Indonesia pada tahun depan bisa berada pada 5,3%. 

Asumsinya didorong konsumsi rumah tangga 5,1%, investasi 7% dan ekspor-impor masing-masing 5,3% dan 7,1%. 

Fokus selanjutnya juga adalah potensi kenaikan dari tingkat suku bunga BI 7 D RR yang menurut Kiwoom Sekuritas Indonesia akan sebear 70%, dengan tingkat kenaikkan 25 bps hingga 50 bps. 

Akan menjadi sebuah kejutan apabila kenaikkan BI 7 DRR pada esok hari sebesar 50 bps. 

"Namun demikian, dengan tingkat volatilitas rupiah yang masih belum stabil, kami menilai kenaikkan BI 7 DRR akan menjadi jamu kuat," katanya dalam riset harian, Selasa (25/9/2018).

Saham-saham yang menguat pada awal perdagangan:

HMSP

+0,53%

ASII

+0,70%

GGRM

+1,24%

BBRI

+0,33%

Saham-saham yang melemah pada awal perdagangan:

CPIN

-1,88%

BMRI

-0,37%

ICBP

-0,85%

INTP

-1,36%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper