Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPPS Siapkan Investasi Rp400 Miliar Untuk Ekspansi Usaha

PT Intraco Penta Prima Servis, anak usaha PT Intraco Penta Tbk., menyiapkan investasi senilai Rp400 miliar guna melakukan ekspansi usaha.
Pekerja melakukan perawatan alat berat articulate dump truck di workshop PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (25/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Pekerja melakukan perawatan alat berat articulate dump truck di workshop PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS) Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (25/9/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Bisnis.com, BALIKPAPAN—PT Intraco Penta Prima Servis, anak usaha PT Intraco Penta Tbk., menyiapkan investasi senilai Rp400 miliar guna melakukan ekspansi usaha.
 
Deputy Managing Director – CST Division PT Intraco Penta Prima Servis  (IPPS) Erwien Kurniawan mengatakan investasi tersebut disiapkan untuk pembangunan lima kantor cabang dalam rangka ekspansi usaha. Nantinya, kantor cabang yang akan dibangun tersebut akan menyasar sektor lain selain pertambangan yang selama ini mendominasi penjualan alat berat perseroan.
 
“Rencananya dibangun di Pulau Jawa dan Sumatra. Karena di sana, enggak mungkin menyasar pertambangan karena di sana banyak infrastruktur dan perkebunan,” ujarnya usai Paparan Publik pasa Investor Summit 2018, Selasa (25/9).
 
Dia memaparkan untuk membangun satu kantor cabang di Pulau Jawa atau Sumatra memerlukan anggaran sekitar Rp80 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun kantor (Rp5 miliar – Rp7 miliar), menyediakan sparepart dan inventori lainnya (Rp70 miliar) serta penyediaan kendaraan operasional (Rp5 miliar – Rp10 miliar).
 
Erwien mengatakan anggaran investasi itu akan menggunakan kas perseroan serta pinjaman dari perbankan. Dia menyebutkan upaya penajajakan pinjaman dari perbankan sedang dilakukan agar rencana ekspansi tersebut dapat berjalan sesuai dengan rencana.
 
IPPS, lanjut Erwien, merupakan anak usaha Intraco Penta yang memiliki pertumbuhan revenue yang baik. Dia menyebutkan revenue pada 2015 tercatat senilai Rp800 miliar dan naik menjadi Rp1,1 triliun pada 2016. “Tahun ini hingga Agustus tercatat sudah mencapai Rp1,9 triliun. Kami optimis dapat Rp1,2 triliun lagi untuk dapat merealisasikan target senilai Rp3,1 triliun,” katanya.
 
DIVERSIFIKASI PRODUK
General Manager Sales IPPS Novandy Lantang mengatakan strategi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tidak hanya dengan mengandalkan merek Volvo CE dan SDLG saja tetapi juga dari Dressta. Selama ini, IPPS memegang keagenan merek Volvo CE dan SDLG untuk Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
 
“Sejak Februari 2018, IPPS telah ditunjuk oleh Dressta, untuk memasarkan produk mereka ke seluruh Indonesia. Hingga Kuartal III/2018 ini kami telah mendapatkan order lebih dari 10 unit,” katanya.
 
Selain itu, IPPS juga mulai menjual dua tipe rigid dump truck per Juni 2018, yaitu R60 dan R100 yang mendapatkan respons positif dari pasar untuk melengkapi produk articulated dump truck,” katanya.
 
Mengenai kebijakan B20 yang diterbitkan pemerintah, perseroan pun juga sudah menyiapkan strategi penawaran paket agar pelanggan tidak beralih dari perseroan. “Untuk yang mesin besar sudah dapat memenuhi regulasi [B20]. Kalau yang mesinnya kecil perlu penggantian filter saja tetapi sudah kami masukkan perhitungan biayanya sehingga pelanggan dapat mengestimasi nilainya tidak berbeda jauh,” kata Erwien.
 
Sementara itu, Direktur Independen PT Intraco Penta Tbk. Moh. Effendi Ibnoe mengatakan meskipun pertumbuhan penjualan alat berat di IPPS sangat tinggi, secara kesatuan anak usaha dalam grup tetap solid. “Misalnya anak usaha di bidang kelistrikan yang memiliki saham PLTU berkapasitas 2 x 55 MW di Batam saat ini juga sudah mencapai progress konstruksi sekitar 45% dalam membangun PLTU 2 x 100 MW di Bengkulu,” katanya.
 
Dia menambahkan anak usaha di bidang fabrikasi juga mendapatkan pemesanan dari BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur serta Pertamina. Selain itu, diraihnya kesepakatan perdamaian dari para kreditur anak usaha perseroan di bidang pembiayaan yaitu PT Intan Baruprana Finance pada  April 2018.
 
“Saat ini IBFN sedang melakukan proses right issue dalam rangka memperkuat permodalan dari investor baru,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper