Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susul Wall Street, Bursa Asia Bergerak Positif

Bursa Asia bergerak positif pada perdagangan pagi ini, Kamis (20/9/2018), menyusul penguatan pasar saham global di tengah meredanya kekhawatiran investor seputar dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia bergerak positif pada perdagangan pagi ini, Kamis (20/9/2018), menyusul penguatan pasar saham global di tengah meredanya kekhawatiran investor seputar dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.  

Dilansir dari Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang naik tipis 0,05%, sedangkan indeks Nikkei Jepang naik 0,2%. Di sisi lain, bursa saham Australia turun 0,3%.

Indeks S&P 500 dan Dow Jones di bursa Wall Street AS menguat pada perdagangan Rabu (19/9), dengan Dow Jones mencapai level penutupan tertinggi sejak akhir Januari saat meningkatnya imbal hasil Treasury mendorong sektor finansial.

Saham sektor perbankan seperti Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Citigroup dan Bank of America masing-masing menguat antara 2,6% dan 3,3%.

Bursa saham AS telah didorong ekspektasi bahwa dampak perang perdagangan China dan AS akan lebih kecil daripada yang dikhawatirkan.

Namun, dalam risetnya, analis di perusahaan jasa finansial Citi mengingatkan bahwa data perumahan yang dirilis pekan ini menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Data perumahan memang kuat, tetapi izin bangunan yang mengindikasikan aktivitas di masa mendatang terlihat mencapai level terendahnya sejak Mei 2017.

“Pasar perumahan tetap merupakan titik kelemahan spesifik dalam ekonomi AS dan meskipun tidak menjadi fokus, itu bisa menjadi penting,” jelasnya, seperti dikutip dari Reuters.

Penguatan dalam saham global telah disertai dengan penurunan obligasi AS dan nilai tukar yen Jepang. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun, yang pada Rabu menyentuh level tertingginya sejak 18 Mei, berada di 3,0626% pada Kamis, dibandingkan dengan penutupannya di AS sebesar 3,083%.

Kenaikan imbal hasil pada pekan ini muncul menjelang pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve pekan depan. Pertemuan tersebut diperkirakan akan memutuskan langkah yang hawkish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper