Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Permintaan Bayangi Pasokan Global, WTI Melemah

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober ditutup melemah 8 sen pada level US$68,91 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sempat menguat hingga 1,1% pada awal perdagangan.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (17/9/2018) karena kekhawatiran pasokan global dibayangi oleh penurunan permintaan.

Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober ditutup melemah 8 sen pada level US$68,91 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sempat menguat hingga 1,1% pada awal perdagangan.

Sementara itu, minyak mentah Brent untuk kontrak November ditutup melemah 4 sen pada level US$ 8,05 di bursa ICE Futures Europe. Brent diperdagangkan US$9,37 lebih tinggi dibanding WTI kontrak November.

Dilansir Bloomberg, ekspor minyak mentah Iran dan produk sampingan utama jatuh ke level terendah dalam 2,5 tahun terakhir karena sanksi AS menahan minat pembeli,. Pada saat yang sama, pabrik penyulingan Amerika akan melakukan perawatan musiman yang membutuhkan penonaktifan beberapa peralatan, sehingga membatasi pemrosesan minyak mentah.

"Saya pikir sanksi Iran menjadi kekhawatiran bagi pasar," kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group, seperti dikutip Bloomberg.

"Meskipun ada jaminan dari OPEC, kemampuan OPEC untuk mengimbangi kerugian dari tidak hanya Iran, tetapi Venezuela dan Libya, akan menjadi tantangan,” lanjugnya.

Minyak mentah WTI telah merosot 1,3% bulan ini karena perang perdagangan yang meningkat antara AS dan China mengancam pertumbuhan permintaan. Pasar minyak terus berfluktuasi karena sejumlah sentimen seperti perang perdagangan dan kekhawatiran pasokan dari Iran, Venezuela dan negara-negara penghasil utama lainnya.

Sementara itu, pusat penyulingan di Chicago milik BP Plc akan mulai melakukan perbaikan dan pemeliharaan pekan ini yang akan berlangsung hingga awal November. Peralatan yang terpengaruh akan mencakup unit pemrosesan minyak utama yang dikenal sebagai pipestill.

Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih bertemu di Moskow Sabtu pekan lalu dan menegaskan komitmen mereka untuk stabilitas di pasar dan kesiapan untuk bereaksi dengan cepat terhadap perubahan dalam kondisi pasar.

Mohammad Barkindo, sekretaris jenderal OPEC mengatakan kesepakatan pasokan bersejarah antara Arab Saudi, Rusia dan produsen besar lainnya yang dicapai pada akhir 2016 perlu dibuat permanen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper