Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi: Kenaikan Yield US Treasury Tekan Harga SUN

MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (17/9/2018) harga surat utang negara atau SUN berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah kembali naiknya imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di level 3,00% sebagai dampak dari data penjualan ritel Amerika Serikat yang mengalami perbaikan.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA--MNC Sekuritas memperkirakan bahwa pada perdagangan hari ini, Senin (17/9/2018) harga surat utang negara atau SUN berpeluang untuk mengalami penurunan di tengah kembali naiknya imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun di level 3,00% sebagai dampak dari data penjualan ritel Amerika Serikat yang mengalami perbaikan.

I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa koreksi harga akan semakin meningkat apabila data neraca perdagangan di bulan Agustus 2018 yang akan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik kembali mengalami defisit yang cukup besar.

Neraca perdagangan pada Agustus 2018 diperkirakan kembali mengalami defisit sebesar US$607 juta.

Adapun pada Juli 2018, defisit neraca perdagangan tercatat sebesar US$2,03 miliar dan di sepanjang tahun 2018 tercatat defisit neraca perdagangan sebesar US$3,08 miliar.

Made mengatakan, dengan kembali berpeluangnya terjadi koreksi harga pada perdagangan hari ini, MNC Sekuritas masih menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga Surat Utang Negara.

"Kami masih merekomendasikan kepada investor untuk beberapa seri Surat Utang Negara bertenor pendek dan menengah yang menawarkan tingkat imbal hasil yang cukup menarik," katanya dalam riset harian, Senin (17/9/2018).

Seri-seri yang dimaksud di antaranya yakni: ORI013, SR009, PBS016, PBS002, FR0036, FR0031, FR0053, FR0061, FR0043, FR0063, FR0046, FR0070, FR0056 dan FR0054.

Pada akhir pekan lalu, penguatan nilai tukar rupiah dukung kenaikan harga SUN. Kenaikan harga yang terjadi pada hampir keseluruhan tenor Surat Utang Negara tersebut mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 1 - 12 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 6 bps.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami penurunan hingga sebesar 10 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 25 bps.

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah terlihat mengalami penurunan yang berkisar antara 6 - 11 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 40 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 12 bps yang didorong oelah adanya kenaikan harga hingga sebesar 90 bps.

Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan di akhir pekan kemarin didukung oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika seiring dengan melemahnya mata unag Dollar Amerika terhadap mata uang regional.

Selain itu, kenaikan harga juga didukung oleh aksi beli oleh investor yang memanfaatkan momentum harga Surat Utang Negara yang berada pada area jenuh jual (oversold).

Hanya saja, kenaikan harga Surat Utang Negara kambali tidak didukung oleh volem perdagangan yang tidak begitu besar, mencerminkan kondisi bahwa investor masih berhati - hati dalam melakukan transaksi.

Investor masih menantikan data ekonomi Amerika dimana pada hari Jum'at waktu setempat akan disampaikan data laju inflasi untuk periode Agustus 2018.

Secara keseluruhan, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan Jumat (15/9) telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil SUN seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun masing - masing sebesar 11 bps di level 8,265% dan 8,363%.

Adapun imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun terlihat mengalami penurunan sebesar 10 bps di level 8,934% dan untuk tenor 15 tahun mengalami penurunan sebesar 8 bps di level 8,616%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup menguat sebesar 33,50 pts (0,23%) ke level Rp14.806,50 per dolar Amerika Serkiat setelah bergerak menguat sepanjang sesi perdagangan pada kisaran Rp14.777,50 hingga Rp14.844,00 per dolar Amerika.

Dolar Amerika terlihat melemah terhadap mata uang global sebagai respon atas meredanya tekanan inflasi di Amerika pada bulan Agustus 2018 serta adanya perbaikan terhadap sentimen risiko yang berkaitan dengan isu perang dangang.

Secara teknikal, adanya kenaikan harga pada perdagangan di akhir pekan kemarin telah mendorong sinyal perubahan tren dari tren penurunan harga menjadi kenaikan harga pada beberapa seri SUN. Selain itu, kenaikan harga juga telah mendorong harga dari beberapa SUN telah menjauhi area jenuh jual (oversold).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper