Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Turunkan Peringkat Summarecon Agung (SMRA) ke Level idA

PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menurunkan peringkat PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) sebesar satu notch dari idA+ menjadi idA.

Bisnis.com, JAKARTA—PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menurunkan peringkat PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) sebesar satu notch dari idA+ menjadi idA.

Sebelumnya, Pefindo memang telah menyematkan outlook negatif atas SMRA, sehingga setelah penurunan peringkat ini outlook SMRA diubah menjadi stabil.

Penurunan peringkat SMRA berlaku atas korporasinya, serta atas Obligasi Berkelanjutan I/2013 dan Obligasi Berkelanjutan II/2015 perseroan. Selain itu, peringkat Sukuk Ijarah Berkelanjutan I/2013 juga turun dari idA+(sy) menjadi idA(sy).

Christyanto Wijaya, analis Pefindo, mengatakan bahwa penuruan peringkat SMRA disebabkan karena Pefindo melihat struktur permodalan dan perlindungan arus kas perseroan akan tetap agresif selama 3tahun mendatang. Padahal, kondisi pasar properti belum sepenuhnya membaik.

Pefindo juga memperkirakan bahwa tingkat utang perusahaan akan tetap tinggi dalam jangka pendek hingga menengah, sehingga mengakibatkan pelemahan rasio keuangan perusahaan.

Christyanto mengatakan, peringkat idA mencerminkan posisi pasar SMRA yang kuat di dalam industri properti, kualitas aset yang baik, dan pendapatan berulang yang cukup.

Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang agresif dan perlindungan arus kas yang kurang kuat, risiko pengembangan proyek baru di area baru, dan karakteristik industri properti yang sensitif terhadap perubahan kondisi makroekonomi.

“Peringkat tersebut dapat dinaikkan jika perusahaan secara konsisten mencapai target marketing sales, pendapatan, serta EBITDA,” katanya dalam publikasi resmi Pefindo, dikutip Senin (17/9/2018).

Pencapaian tersebut juga harus disertai oleh tingkat leverage keuangan yang lebih konservatif yang ditandai oleh rasio utang terhadap EBITDA di bawah 3,0 kali secara berkelanjutan.

Peringkat dapat diturunkan jika Perusahaan membukukan marketing sales yang lebih rendah dari target serta progres penyelesaian pembangunan properti yang lebih lama dari perkiraan sehingga dapat menyebabkan pengakuan pendapatan yang tidak mencapai target.

Peringkat juga dapat berada dibawah tekanan jika utang Perusahaan lebih besar dari proyeksi, yang mengakibatkan struktur permodalan yang lebih agresif yang ditandai oleh rasio utang terhadap EBITDA lebih besar dari 5,0 kali secara berkelanjutan.

SMRA bergerak di bidang properti yang diklasifikasikan menjadi tiga divisi: pengembangan properti, properti investasi, serta leisure dan hospitality. Proyek properti utama berlokasi di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, dan Karawang.

Per 30 Juni 2018, pemegang saham perusahaan terdiri dari PT Semarop Agung dengan porsi kepemilikan 33,5%, PT Sinarmegah Jayasentosa 6,6%, BNYMSANV RE AMS RE Stichting D APG ST RE E ES Pool-2039846201 5,6%, Liliawati Rahardjo 0,5%, Harto Djojo Nagaria 0,2%, dan lainnya termasuk publik 53,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper