Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas: Harga SUN Bervariasi Jelang Rilis Data Ekonomi Domestik

MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara atau SUN masih akan bergerak terbatas pada perdagangan hari ini, Jumat (14/9/2018) dengan arah pergerakan yang bervariasi jelang disampaikannya data ekonomi domestik.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA - MNC Sekuritas memperkirakan harga Surat Utang Negara atau SUN masih akan bergerak terbatas pada perdagangan hari ini, Jumat (14/9/2018) dengan arah pergerakan yang bervariasi jelang disampaikannya data ekonomi domestik. 

I Made Adi Saputra, Kepala Divisi Riset Fixed Income MNC Sekuritas mengatakan pada awal pekan depan, Bank Indonesia akan menyampaikan data Statistik Utang Luar Negeri bulan Juli 2018 dan di hari yang sama Badan Pusat Statistik akan menyampaikan data neraca perdagangan bulan Agustus 2018. 

Kedua data tersebut cukup penting dicermati di tengah pergerakan mata uang rupiah yang cenderung mengalami pelemahan. Adapun dari faktor eksternal, pelaku pasar masih akan mencermati disampaikannya data penjualan ritel di Amerika Serikat yang akan disampaikan pada hari ini waktu setempat.

"Surat Berharga Negara dengan tenor pendek dan menengah masih kami rekomendasikan bagi investor dengan horizon investasi jangka pendek," katanya dalam riset harian, Jumat (14/9/2018). 

Menurutnya, hal tersebut menjadi upaya untuk mengurangi risiko fluktuasi harga Surat Utang Negara yang akan terjadi kedepannya jelang pelaksanaan FOMC Meeting maupun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.  Seri - seri tersebut di antaranya adalah ORI013, SR009, PBS016, PBS002, FR0061, FR0043 dan FR0070.

Review Perdagangan Kemarin

Harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari Kamis, 13 September 2018 cenderung mengalami kenaikan seiring dengan melandainya tingkat imbal hasil surat utang global.

Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan di kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil Surat Utang Negara yang berkisar antara 1 - 11 bps dengan rata - rata mengalami penurunanj imbal hasil 3 bps. 

Imbal hasil dari Surat Utang Negara bertenor pendek terlihat mengalami penurunan hingga sebesar 4 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 30 bps. 

Sementara itu, imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami penurunan berkisar antara 2 - 11 bps yang didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 60 bps. 

Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang terlihat mengalami penurunan yang berkisar antara 2 - 7 bps dengan didorong oleh adanya kenaikan harga hingga sebesar 60 bps.

Kenaikan harga Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin didorong oleh melandainya pergerakan surat utang global yang dipimpin oleh penurunan imbal hasil US Treasury yang merespon data ekonomi Amerika Serikat. 

Selain itu, meredanya tekanan terhadap nili tukar rupiah juga menjadi katalis positif di pasar surat utang secara umum. Hanya saja, kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin tidak didukung oleh volume perdagangan yang besar. 

Hal tersebut mengindikasikan bahwa investor masih cenderung berhati - hati dalam melakukan transaksi di pasar sekunder, terutama menjelang disampaikannya beberapa data ekonomi yang akan berpengaruh terhadap kebijakan bank sentral maupun pasar keuangan.

Secara keseluruhan, kenaikan harga surat utang yang terjadi pada perdagangan kemarin telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil dari Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 9 bps di level 8,477%. 

Sementara itu, untuk imbal hasil seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun masing - masing mengalami penurunan sebesar 6 bps dan 5 bps di level 8,697% dan 9,036%.  Adapun untuk tenor 5 tahun mengalami penurunan imbal hasil sebesar 3 bps di level 8,369%.

Kenaikan harga juga didapati pada perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika yang terjadi pada hampir keseluruhan seri dimana tenor panjang terlihat mengalami kenaikan harga yang lebih besar dibandingkan dengan tenor pendek.  Harga dari INDO43 mengalami kenaikan sebesar 55 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasilnya sebesar 4 bps di level 5,118%. 

Sementara itu, kenaikan harga sebesar 30 bps yang didapati pada INDO28 telah mendorong terjadinya penurunan imbal hasil sebesar 4 bps di level 4,530%.  Sedangkan kenaikan harga yang didapati pada INDO23 sebesar 10 bps, sehingga imbal hasilnya mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 4,109%.

Volume perdagangan 38 seri Surat Berharga Negara yang ditransaksikan pada perdagangan kemarin senilai Rp7,37 triliun dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp2,46 triliun. 

Obligasi Negara seri FR0064 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,34 triliun dari 68 kali transaksi di harga rata - rata 84,32% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0075 senilai Rp617,57 miliar dari 93 kali transaksi di harga rata - rata 87,28%. 

Adapun Project Based Sukuk seri PBS013 menjadi Sukuk Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp314,98 miliar dari 11 kali transaksi di harga rata - rata 99,31% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Negara Ritel seri SR008, senilai Rp147,13 miliar dari 21 kali transaksi di harga rata - rata 99,71%.

Dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,49 triliun dari 45 seri obligasi korporasi yang ditransaksikan. 

Obligasi Berkelanjutan Indonesia Eximbank II Tahap VII Tahun 2016 Seri B (BEXI02BCN7) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp310 miliar dari 6 kali transaksi di harga rata - rata 100,54% dan diikuti oleh perdagangan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sarana Multi Infrastruktur Tahap I Tahun 2018 Seri A (SMSMII01ACN1) senilai Rp180 miliar dari 13 kali transaksi di harga rata - rata 99,55%.

Nilai tukar rupiah ditutup melemah terbatas terhadap Dollar Amerika, di mana pada perdagangan kemarin ditutup pada level 14840,00 per Dollar Amerika, mengalami penurunan sebesar 7,50 pts (0,05%). 

Dibuka menguat di awal perdagangan, secara bertahap nilai tukar rupiah cenderung menunjukkan pelemahan terhadap Dollar Amerika dengan bergerak pada kisaran 14784,50 hingga 14840,50 per Dollar Amerika. 

Pada perdagangan kemarin, mata uang regional bergerak bervariasi terhadap Dollar Amerika dimana mata uang Won Korea Selatan (KRW) memimpin penguatan, sebesar 0,53% yang diikuti oleh mata uang Baht Thailand (THB) sebesar 0,46% dan Peso Philippina (PHP) sebesar 0,11%. 

Adapun mata uang regional yang terlihat mengalami pelemahan terhadap Dollar Amerika selain rupiah adalah Yen Jepang (JPY) sebesar 0,28%. Dari perdagangan surat utang global, pergerakan imbal hasilnya bergerak bervariasi. 

Imbal hasil dari US Treasury ditutup dengan mengalami kenaikan terbatas di level 2,97% sementara itu untuk tenor 30 tahun justru mengalami penurunan di level 3,109% setelah bergerak cukup berfluktuasi sepanjang sesi perdagangan sebagai respon atas data indeks konsumen di Amerika Serikat tumbuh di bawah ekspektasi. 

Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman dan Inggris menunjukkan kenaikan, masing - masing di level 0,421% dan 1,504%. 

Adapun surat utang regional yang juga mengalami penurunan sebagaimana surat utang Indonesia adalah surat utang India yang turun di level 8,137% dan surat Malaysia di level 4,103% serta surat utang China di level 3,655%.

Secara teknikal, meskipun pada perdagangan kemarin mengalami kenaikan, tetapi belum mampu merubah arah indikator yang masih beregrak pada tren penurunan. 

"Hal tersebut kami perkirakan akan berdampak terhadap pergerakan harga yang masih akan bergerak dengan mengalami penurunan dalam jangka pendek. Harga Surat Utang Negara juga terlihat masih berada pada area jenuh jual (oversold)," kata Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper